Kamis 25 Apr 2024 18:45 WIB

Pengamat: Prabowo Bisa Rangkul Nasdem-PKB, Kekuatan Makin Lengkap

Pengamat sebut jika berhasil merangkul Nasdem-PKB, kekuatan Prabowo makin lengkap.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden terpilih Prabowo Subianto menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Pengamat sebut jika berhasil merangkul Nasdem-PKB, kekuatan Prabowo makin lengkap.
Foto: Republika/Prayogi
Presiden terpilih Prabowo Subianto menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Pengamat sebut jika berhasil merangkul Nasdem-PKB, kekuatan Prabowo makin lengkap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Ilmu Politik and International Studies Universitas Paramadina yang juga Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpendapat, pendekatan Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Partai Nasdem dan PKB bakal memberi keuntungan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan. Pasalnya digandengnya Partai Nasdem dan PKB dinilai dapat menggenapkan kekuatan politik di Parlemen.

"Perubahan peta politik pasca penetapan pemenang Pilpres oleh KPU kemarin memberikan legitimasi politik dan konstitusional kepada Prabowo-Gibran untuk menyiapkan pemerintahan barunya. Ketiadaan coat-tail effect dan masih terbatasnya akumulasi kekuatan politik Koalisi 02 di parlemen, yakni 48 persen, meniscayakan dibukanya politik akomodasi secara lebar-lebar," kata Khoirul dalam keterangannya, Kamis (25/4/2024). 

Baca Juga

Khoirul menuturkan, untuk menghadirkan lingkungan politik dan pemerintahan baru yang stabil dalam transisi kekuasaan, maka dibutuhkan setidaknya 60% kekuatan parlemen. Langkah menggandeng Partai Nasdem dan PKB merupakan upaya menambahk kekuatan parlemen.

"Dalam konteks ini, pendekatan Prabowo dengan Nasdem dan PKB, setidaknya akan menggenapkan kekuatan politik pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi sekitar 70%," ujar dia.

Bahkan, lanjut Khoirul, jika guguatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) PPP dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK), akumulasi koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran bisa semakin kuat, yakni sekitar 74 persen.

"Jumlah itu sudah lebih dari cukup untuk sebuah pemerintahan dengan sistem presidensial yang berada di tengah sistem multipartai," kata dia. 

Lebih lanjut, Khoirul menuturkan, pemerintahan Prabowo-Gibran hendaknya tetap membuka ruang bagi hadirnya kekuatan oposisi yang memadai. Hal itu untuk menjaga sistem checking and balancing dalam mekanisme demokrasi dan tata kelola pemerintahan. 

"Per hari ini, setidaknya ada dua partai yang belum terbuka pintu komunikasi untuk bergabung ke pemerintahan, yakni PKS dan PDIP," ujar dia. 

Diketahui, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden RI 2024-2029 oleh KPU RI pada Rabu (24/4/2024). Usai penetapan itu, Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang juga cawapres di Pilpres 2024 dari Koalisi Perubahan.

Pertemuan yang diadakan di DPP PKB, Jakarta Pusat itu tidak tegas mengungkapkan bahwa PKB akan bergabung di pemerintahan Prabowo-Gibran, namun baik Prabowo maupun Muhaimin, keduanya sepakat untuk terus bekerjasama.  

Kemudian pada hari ini, Kamis (25/4/2024), Prabowo bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan. Pertemuan Prabowo dan Surya Paloh tak mengejutkan. Sebab, Prabowo sempat menyambangi Nasdem Tower pada Maret 2024 lalu.

Selain itu, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali juga menemui Prabowo dan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di kediaman Prabowo pada Selasa (23/4/2024) malam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement