Jumat 26 Apr 2024 15:42 WIB

Apa Itu Fenomena Heat Stroke, Cuaca Panas Ekstrem yang Sebabkan Kematian di Thailand?

Pemerintah Thailand memprediksi suhu panas bisa mencapai 45 derajat Celsius.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
 Warga menggunakan payung untuk melindungi diri dari cuaca panas ekstrem atau heat stroke (ilustrasi). Heat stroke mengancam jiwa yang terjadi ketika suhu tubuh naik di atas 40 derajat.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Warga menggunakan payung untuk melindungi diri dari cuaca panas ekstrem atau heat stroke (ilustrasi). Heat stroke mengancam jiwa yang terjadi ketika suhu tubuh naik di atas 40 derajat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuaca panas ekstrem di Thailand telah menelan korban. Dari Januari hingga April 2024, sudah ada 30 orang meninggal dunia di Thailand akibat kondisi yang dinamakan heat stroke ini. Pemerintah setempat memperingatkan cuaca panas dengan suhu yang bisa melebihi 45 derajat Celsius. 

Baca Juga

Heat stroke adalah kondisi yang mengancam jiwa yang terjadi ketika suhu tubuh naik di atas 40 derajat Celsius. Biasanya hal ini disebabkan oleh aktivitas berlebihan dalam kondisi panas dan lembap, demikian dikutip dari Cleveland Clinic, Jumat (26/4/2024).

Gejalanya bisa berupa kebingungan, kejang, atau kehilangan kesadaran. Jika tidak diobati, sengatan panas dapat menyebabkan kegagalan organ, koma, atau kematian.

Heat stroke atau juga disebut sunstroke adalah bentuk hipertermia atau penyakit yang berhubungan dengan panas yang paling parah. Serangan panas dapat menyebabkan kerusakan otak, kegagalan organ, atau kematian.

Ada 2 jenis heat stroke. Pertama, heat stroke saat aktivitas yaitu bentuk serangan panas ini biasanya disebabkan oleh aktivitas fisik yang berlebihan dalam kondisi panas dan lembab. Ini bisa berkembang dalam beberapa jam. 

Kedua, heat stroke non-aktivitas. Disebut juga serangan panas klasik, jenis ini dapat terjadi karena usia atau kondisi kesehatan yang mendasarinya. Ini cenderung berkembang selama beberapa hari.

Kelelahan akibat panas dan heat stroke merupakan jenis hipertermia. Kelelahan akibat panas dapat berkembang menjadi sengatan panas jika tidak ditangani. Namun kelelahan akibat panas tidak separah Heat Stroke, tidak menyebabkan masalah neurologis dan biasanya tidak mengancam jiwa. 

Siapa pun bisa terkena heat stroke. Namun bayi dan orang lanjut usia mempunyai risiko yang sangat tinggi karena tubuh mereka mungkin tidak mampu mengatur suhu secara efektif. Atlet, tentara, dan orang-orang dengan pekerjaan yang memerlukan kerja fisik di lingkungan panas juga rentan terkena sengatan panas.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko heat stroke meliputi:

-Minum alkohol

-Laki-laki

-Dehidrasi

-Obat-obatan yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu, seperti diuretik, obat penenang, obat penenang, atau obat jantung dan tekanan darah.

-Memiliki penyakit tertentu yang mempengaruhi kemampuan Anda berkeringat, seperti cystic fibrosis.

-Memiliki kondisi medis tertentu, seperti gangguan tidur atau masalah pada jantung, paru-paru, ginjal, hati, tiroid, atau pembuluh darah.

-Mengenakan pakaian yang berat atau ketat, seperti alat pelindung diri.

-Mengalami demam tinggi.

-Mengalami obesitas.

-Riwayat sengatan panas di masa lalu.

-Kondisi fisik yang buruk atau tidak terbiasa dengan kondisi panas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement