REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Dengan berdoa, kita mengakui bahwa manusia sejatinya hanyalah makhluk yang sering kali lalai dan minim rasa syukur.
Karenanya, berdoa merupakan media kita, untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, menceritakan kesulitan hidup yang kita alami, dan memohon bantuan-Nya untuk mengangkat kesusahan itu.
Bahkan para Nabi Allah SWT pun menjadikan doa sebagai senjata mereka untuk menyelamatkan mereka dan melawan orang-orang kafir.
Termasuk Nabi Ibrahim alaihissalam yang bergelar Khalilullah artinya kekasih Allah atau kesayangan Allah SWT. Nabi Ibrahim berdoa dengan doa seperti ini:
اللهم إن هذا خلق جديد فافتحه علي بطاعتك واختمه لي بمغفرتك ورضوانك وارزقني فيه حسنة تقبلها مني وزكها وضعفها لي وما عملت فيه من سيئة فاغفرها لي إنك غفور رحيم ودود كريم
Latin:
Allahumma ini hadza khalqun jadid faftah hu ‘alayya bi tha’atika wakhtimhu li bi maghfiratika wa ridhwanika war zuqni fihi hasanatan taqbaluha minni wa zakkiha wa dha’afaha li wa ma ‘alimtu fihi min sayyiatin faghfirha li, innaka ghafurun rahimun wadudun karimun.
Terjemah:
"Ya Allah, sesungguhnya ini adalah kejadian baru, maka bukakanlah ia untukku atas dasar ketaatanku kepada- Mu, dan akhirilah ia dengan ampunan-Mu serta ridha-Mu. Berikanlah kepadaku rezeki untuk dapat masuk ke dalamnya dan menerima aku di dalamnya. Sucikan dan lipatgandakan semua itu bagiku. Ampunilah aku karena kejahatan yang telah aku lakukan di dalamnya. Sesungguhnya Engkau Mahapengampun, Mahapengasih, Mahapenyayang lagi Mahamulia."
Imam al-Ghazali, mengatakan dalam Ihya Ulumuddin tentang khasiat membaca doa ini yaitu sebagai berikut:
ومن دعا بهذا الدعاء إذا أصبح فقد أدى شكر يومه “Dan barang siapa yang berdoa dengan doa ini, jika pagi, maka dia telah menunaikan rasa syukurnya pada hari itu.”a