REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain sepak bola luar negeri Muslim telah memainkan peran yang semakin penting, tidak hanya sebagai atlet, tetapi juga sebagai representasi dari identitas agama dan budaya mereka.
Salah satu pemain sepak bola profesional yaitu Sadio Mane. Laki-laki yang lahir pada tanggal 10 April 1992, merupakan seorang pemain sepak bola profesional asal Senegal yang berperan sebagai winger untuk Liverpool di Liga Utama Inggris, serta untuk tim nasional Senegal. Mané menempati posisi keempat dalam penghargaan Ballon d'Or 2019.
Sementara dalam penghargaan Pemain Pria Terbaik FIFA, ia menempati peringkat kelima pada tahun 2019 dan keempat pada tahun 2020.
Lahir di Bambali, Sedhiou, Senegal, Mané mengejar karier sepak bola meskipun ayahnya, seorang imam yang melarangnya bermain olahraga saat kecil. Namun, ayahnya meninggal ketika ia berusia tujuh tahun.
Mane kemudian meninggalkan desa halamannya dan pergi ke Dakar pada usia 15 tahun untuk mengejar mimpinya menjadi pesepakbola. Sejak saat itu, ia mendapat dukungan penuh dari keluarganya untuk mewujudkan potensinya.
Kisah Sadio Mane menginspirasi banyak orang untuk selalu berbuat kebaikan. Saat itu, ayahnya tidak menyetujui Mane untuk menjadi pemain sepak bola.
Ayahnya menginginkan Mane untuk menjadi seorang guru. Karena, ayahnya mengkhawatirkan kondisi Mane jika bergelut di dunia sepak bola bisa lalai terhadap masa depannya.
Lihat halaman berikutnya >>>