REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi tamak (serakah) dan takut mati. Karena takut mati, mereka ingin berumur panjang seperti yang dijelaskan Alquran bahwa mereka ingin hidup seribu tahun.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَتَجِدَنَّهُمْ اَحْرَصَ النَّاسِ عَلٰى حَيٰوةٍ ۛوَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا ۛيَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَلْفَ سَنَةٍۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهٖ مِنَ الْعَذَابِ اَنْ يُّعَمَّرَۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا يَعْمَلُوْنَ ࣖ
Engkau (Nabi Muhammad) sungguh-sungguh akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi) sebagai manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) daripada orang-orang musyrik. Tiap-tiap orang (dari) mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (QS Al-Baqarah Ayat 96)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memberikan penjelasan kepada Nabi Muhammad SAW akan menjumpai orang-orang Yahudi yang menginginkan kehidupan yang kekal di muka bumi dan mereka berusaha dengan cara apapun juga agar mereka dapat hidup kekal. Mereka itu sebenarnya tidak yakin akan dugaan dan sangkaan mereka sendiri.
Meskipun yang dinyatakan dalam ayat ini hanya mengenai orang-orang Yahudi yang hidup pada masa turunnya ayat ini (masa Nabi Muhammad SAW), tetapi ketentuan itu berlaku terus sepanjang masa.
Orang Yahudi itu paling tamak di antara seluruh manusia, bahkan melebihi orang-orang musyrikin. Sikap demikian itu mendapat celaan dan kemarahan yang besar dari Allah SWT.
Sebab, orang-orang musyrik tidak percaya adanya hari kebangkitan (hari kiamat/ hari pembalasan), maka ketamakan orang-orang musyrik terhadap kenikmatan dunia bukanlah hal yang aneh. Tetapi orang-orang Yahudi yang percaya pada Al-Kitab dan mengakui adanya hari pembalasan, seharusnya tidak terlalu tamak terhadap kehidupan dunia ini.
Orang-orang Yahudi menginginkan hidup di dunia seribu tahun atau lebih. Karena itu pantas kalau Allah marah dan menghukum mereka.
Panjang umur mereka di dunia ini tidaklah dapat menolongnya dan tidak pula dapat menjauhkannya dari siksaan yang tersedia bagi mereka di akhirat, lagi pula umur itu betapapun panjangnya, pasti akan berakhir. Artinya, panjangnya umur tidak akan dapat melepaskan diri mereka dari siksaan yang Allah sediakan, karena Allah Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan mereka, baik yang tersembunyi ataupun yang mereka lakukan secara terang-terangan. Seluruh perbuatan yang timbul dari mereka pasti diberi balasan yang setimpal. (Tafsir Kementerian Agama)