Senin 13 May 2024 11:48 WIB

Guru Besar UPI Soroti Kegiatan Study Tour yang Melenceng ke Kegiatan Piknik

Guru besar UPI ini, tidak setuju apabila study tour dilarang

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Bus Trans Putera Fajar yang terguling di Jalan Raya Ciater, Subang mengalami kerusakan parah di bagian kiri bus, Ahad (12/5/2024). Bus disimpan di Terminal Subang untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Bus Trans Putera Fajar yang terguling di Jalan Raya Ciater, Subang mengalami kerusakan parah di bagian kiri bus, Ahad (12/5/2024). Bus disimpan di Terminal Subang untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan menilai praktik study tour yang dijalankan sekolah-sekolah saat ini telah melenceng dari makna kegiatannya sendiri. Ia menilai kegiatan study tour lebih banyak dominan piknik. "Jadi sudah melenceng makna study tour jadi piknik wisata, itu harus diatur oleh peraturan menteri dan peraturan kepala daerah," ujar pengamat kebijakan pendidikan tersebut, Senin (13/5/2024).

Namun Cecep tidak setuju apabila study tour dilarang. Sebab kegiatan study tour mengenalkan siswa ke lapangan atau realitas yang tidak diajarkan di bangku sekolah. "Study bukan banyak tournya," kata dia.

Baca Juga

Dalam peraturan yang dibuat, kata dia, pemerintah atau menteri harus menjelaskan detail terkait kegiatan study tour. Ia pun menyoroti kegiatan study tour bukan berarti harus keluar kota atau keluar negeri.

Cecep menegaskan kegiatan study tour harus berkaitan dengan mata pelajaran. Kegiatan tersebut pun tidak harus dilaksanakan di tempat yang jauh dari sekolah. "Study tour bukan bergerombol pakai bus lalu piknik," kata dia.

Ia menegaskan study tour merupakan pelengkap pembelajaran. Cecep pun mengingatkan apabila tour tidak berkaitan dengan pelajaran maka tidak boleh dilaksanakan termasuk juga apabila memberatkan. "Sekolah piknik diatur oleh peraturan menteri boleh boleh saja tetapi piknik edukatif dan pilihan. Jangan sampai kelompok rentan dipaksa piknik tapi wajib dan jangan dikaitkan dengan akademik," kata dia.

Sebelumnya, sebelas orang meninggal dunia dalam kecelakaan bus terguling di Jalan Raya Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam. Mereka terdiri dari sembilan orang siswa dan satu orang guru, satu orang warga. Diduga kecelakan akibat rem bus blong.

Mereka tengah melaksanakan kegiatan perpisahan di Kota Bandung. Selain itu melakukan kegiatan di sejumlah wisata. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement