Kamis 16 May 2024 15:22 WIB

Sindrom Anak Emas, Tanda, dan Cara Mengatasinya

Tak semua orang tua menyadari adanya sindrom anak emas di keluarga.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Keluarga dengan sindrom anak emas (ilustrasi). Sindrom anak emas merupakan praktik favoritisme toxic yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak emas.
Foto: Foto : MgRol_93
Keluarga dengan sindrom anak emas (ilustrasi). Sindrom anak emas merupakan praktik favoritisme toxic yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak emas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disadari atau tidak, orang tua terkadang memberikan perlakuan yang lebih istimewa untuk satu anak dibandingkan anak-anak mereka yang lain. Dalam tingkat yang ekstrem, perilaku favoritisme ini dikenal dengan istilah Golden Child Syndrome atau Sindrom Anak Emas.

Sindrom Anak Emas merupakan praktik favoritisme toxic yang dilakukan oleh orang tua terhadap "anak emas" mereka. Dalam kasus Sindrom Anak Emas, orang tua cenderung memberikan pujian, perhatian, hingga perlakuan yang lebih baik untuk anak emas mereka dibandingkan anak-anak mereka yang lain.

Baca Juga

Bila dibiarkan, kondisi ini bisa membawa pengaruh buruk bagi si anak emas dan juga anak-anak yang lain. Hubungan antara orang tua dan anak-anak pun bisa ikut terdampak oleh Sindrom Anak Emas.

Sebagai contoh, terapis Becca Reed LCSW PMH-C menyatakan bahwa perlakuan istimewa dari orang tua bisa membuat anak emas berpikir bahwa cinta dan penerimaan merupakan hal yang bersyarat. Hal ini dapat membuat anak emas merasa harus memenuhi semua ekspektasi orang tua.