REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wakil Wali Kota Solo periode 2020-2024 Teguh Prakoso mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota (bacawalkot) melalui PDIP. Teguh mengatakan, pendaftaran dirinya tersebut lantaran dorongan dari lima Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Kota Solo.
Dia berharap, bisa menerima surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Sehingga, Teguh bisa maju menjadi calon wali kota Solo periode 2024-2029.
Baca: Danlanud Adi Soemarmo Berpamitan ke Wapres Terpilih Gibran
"Hari ini seluruh jajaran lima PAC Solo mewakili partai mendaftarkan saya yang sementara sebagai wakil wali kota sekaligus sekretaris PDIP Solo ke panitia penjaringan dan diteruskan ke DPP untuk dengan harapan menerima rekomendasi sebagai bakal calon wali kota Solo 2024-2029 saya kira intinya demikian," katanya di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2024).
Ditanya apakah dirinya akan meneruskan program Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ke depannya, Teguh menegaskan, jika memang terpilih maka akan fokus pada pembangunan nonfisik. Dia siap menjalankan program yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat.
"Begini kita kemarin kan menyelesaikan dan meneruskan program FX Rudy-Purnomo. Dalam perjalanannya tingkat kesejahteraan yang belum tampak signifikan. secara fisik bangunan sudah merubah tatanan yang ada di kota Solo termasuk 17 titik," katanya.
Baca: Prabowo Baret Merah dan SBY Baret Hijau Saat Reuni Akabri 1971-1975
Teguh menilai, selama ini pembangunan yang bertujuan mensejahterakan masyarakat di Kota Solo kurang signifikan. Dia mengatakan, ke depannya akan memprioritaskan program pengentasan rumah tidak layak huni (RTLH) dan kasus stunting.
"Sementara dalam perjalanan ini perlu kita semua dan masukan seluruh masyarakat serta kader partai bahwa dampak pembangunan harusnya pada kesejahteraan dari pembangunan apapun, termasuk penurunan stunting, kemudian rumah RTLH yang porsinya belum signifikan," kata Teguh.
Teguh siap menjalankan program pengentasan stunting di Kota Solo. "Jadi kalau kita melihat risiko stunting hampir 5.000-an sementara bagian yang diterima dari dana UEA hanya Rp 3,5 miliar itu hanya cukup untuk 900-an sasaran anak. Jadi hanya sekitar seperlima atau seperenam. Kita komitmen, di legislatif akan komitmen bahwa dampak pembangunan adalah kesejahteraan," katanya.