Selasa 21 May 2024 05:37 WIB

Ratusan Guru dan Pelajar di Banyuwangi Jadi Peace Ambassador Program Sekolah Damai

Saat ini terjadi pergeseran pada aktor-aktor terorisme.

Red: Fernan Rahadi
Ratusan guru dan pelajar mengikuti pelaksanaan program Sekolah Damai di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, Rabu (15/5/2024) hingga Kamis (16/5/2024).
Foto: dokpri
Ratusan guru dan pelajar mengikuti pelaksanaan program Sekolah Damai di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, Rabu (15/5/2024) hingga Kamis (16/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Setelah digelar di Palu Sulawesi Tengah, kemudian di Serang Banten, kini giliran Kabupaten Banyuwangi menjadi tempat pelaksanaan Sekolah Damai yang digelar di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, Rabu (15/5/2024) hingga Kamis (16/5/2024) lalu.

Hari pertama Sekolah Damai di Blokagung digelar 'Pelatihan Guru dan Siswa Dalam Rangka Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan Dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying', Rabu (15/5/2024). Kegiatan ini diikuti 100 guru dari Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di kawasan Banyuwangi Selatan. 

Direktur Pencegahan BNPT RI Prof Irfan Idris mengatakan para peserta Sekolah Damai ini baik guru maupun siswa, akan menjadi peace ambassador untuk menyebarkan paham-paham perdamaian di sekolah masing-masing, sekolah-sekolah lain di sekitarnya, dan masyarakat serta lingkungan wilayah Banyuwangi dan Jawa Timur.

"Tujuan kami di sini adalah agar bapak ibu menjadi peace ambassador untuk menyebarkan perdamaian di sekolah-sekolah bapak dan ibu. Pasalnya, terorisme tidak ada sangkut pautnya dengan agama, karena di negara manapun ada terorisme yang mengatasnamakan agama," kata Prof Irfan Idris.