Selasa 21 May 2024 14:58 WIB

Cina Sanksi Boeing dan Perusahaan AS yang Jual Senjata ke Taiwan

Sanksi melarang investasi lebih lanjut di Cina, serta pemimpin perusahaan masuk Cina.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Taiwan
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan Cina mengumumkan sanksi terhadap Boeing dan dua perusahaan pertahanan lainnya atas penjualan senjata ke Taiwan. Pengumuman sanksi ini bertepatan dengan hari pelantikan Presiden Taiwan.

Langkah ini adalah yang terbaru dari serangkaian sanksi yang diumumkan Cina dalam beberapa tahun terakhir terhadap perusahaan pertahanan yang menjual senjata ke Taiwan.

Baca Juga

Kementerian Perdagangan Cina menempatkan unit Pertahanan, Antariksa & Keamanan Boeing, General Atomics Aeronautical Systems, dan General Dynamics Land Systems, ke dalam daftar sanksi dan melarang investasi lebih lanjut di Cina, serta melarang manajemen senior perusahaan-perusahaan tersebut melakukan perjalanan ke Cina.

Presiden baru Taiwan, Lai Ching-te, telah berjanji untuk memperkuat keamanan Taiwan melalui impor pesawat tempur canggih dan teknologi lainnya serta memperkuat industri pertahanan dalam negerinya.

"Pada April, Cina membekukan aset General Atomics Aeronautical Systems dan General Dynamics Land Systems yang dimiliki Cina," tulis laporan AP yang dilansir Republika di Jakarta, Selasa (21/5/2024).

Pengajuan perusahaan menunjukkan General Dynamics mengoperasikan setengah lusin operasi layanan penerbangan Gulfstream dan jet di Cina, yang masih sangat bergantung pada teknologi luar angkasa asing bahkan ketika mereka berupaya membangun kehadirannya sendiri di lapangan.

Perusahaan tersebut juga membantu membuat tank Abrams, yang dibeli oleh Taiwan untuk menggantikan baju besi usang yang dimaksudkan untuk menghalangi atau melawan invasi dari Cina.

General Atomics memproduksi drone Predator dan Reaper yang digunakan oleh militer AS, meskipun tidak jelas senjata apa yang dijual perusahaan tersebut ke Taiwan.

Pada 2022, Cina mengumumkan sanksi terhadap Ted Colbert, presiden dan CEO Boeing Defense, Space and Security. setelah perusahaan tersebut memenangkan kontrak senilai 355 juta dolar AS untuk memasok rudal Harpoon ke Taiwan.

Taiwan menghadapi peningkatan pelecehan militer dari Tentara Pembebasan Rakyat Cina, yang secara teratur menerbangkan jet tempur dan mengirimkan kapal perang di dekat pulau itu.

Kemungkinan dampak sanksi Beijing terhadap perusahaan seperti Boeing masih belum jelas. Amerika Serikat melarang sebagian besar penjualan teknologi terkait senjata ke Cina, namun beberapa kontraktor militer juga memiliki bisnis sipil di bidang kedirgantaraan dan industri lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement