Senin 23 Sep 2019 18:00 WIB

Serpong, Hutan Karet dan Daerah Udik yang Jadi Wilayah Elite

Sejak ada Bumi Serpong Damai (BSD) nama Serpong dikenal seantero negeri.

Perkebunan karet
Foto: Humas Kementan
Perkebunan karet

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Sejak dibangunnya kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD), nama Serpong mulai kesohor seantero negeri. Sebab, tiba-tiba daerah yang semula agak terpencil dari Jakarta tersebut kini menjelma menjadi daerah elite.

Wilayah Serpong yang dulu dikenal sebagai kebun karet yang luas, sekarang menjadi kota metropolitan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat mengubah wajah Serpong.

Di BSD kini berdiri bangunan-bangunan megah, tempat hiburan, mal, hingga pusat keramaian Belum lagi rumah-rumah mewah yang harganya mencapai miliaran hingga triliunan rupiah.

Sebelum ada BSD, almarhum BJ Habibie ketika menjabat Menristek memanfaatkan kawasan yang oleh orang kota dulu disebut daerah udik itu, menjadi Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau Puspitek.

Berdasarkan catatan, nama Serpong diambil dari kata "semprong", pipa bulat yang digunakan untuk meniup api ketika ibu-ibu sedang memasak dengan bahan bakar kayu atau arang. Biasanya pipa itu terbuat dari bambu.

Serpong punya sejarah yang patriotik. Di sini ada Makam Pahlawan Seribu.

Nama itu diberikan karena di tempat ini dimakamkan secara massal para pejuang rakyat yang tewas dalam pertempuram melawan NICA (Belanda) saat revolusi fisik 1945 berkecamuk. Sebelum masuk wilayah Banten, Serpong pernah diusulkan untuk menjadi ibu kota kabupaten Tangerang.

Kini Serpong masuk wilayah Provinsi Banten. Di Banten, khususnya Kota Tangerang Selatan, pembangunan dulu hanya terpusat di Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, kini Serpong mulai menjadi destinasi utama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement