Rabu 29 Jan 2020 06:04 WIB

Menguliti Kebohongan Klaim Sunda Empire

Klaim Sunda Empire sulit dipercaya karena tak memiliki bukti sejarah konkrit.

Red: Karta Raharja Ucu
Tokoh Sunda Empire ditampilkan dalam salah satu akun Youtube.
Foto: Tangkapan layar
Tokoh Sunda Empire ditampilkan dalam salah satu akun Youtube.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai klaim dari Sunda Empire sulit untuk dipercaya. Alasannya menurut Pakar Budaya Kerajaan Nusantara Universitas Indonesia (UI), Profesor Agus Aris Munandar klaim itu tidak memiliki sumber dan bukti sejarah yang konkrit.

Sunda Empire yang bermarkas di Bandung itu juga mengaku sebagai lembaga tingkat dunia yang memiliki tujuan untuk menyejahterakan dan mewujudkan perdamaian dunia. Sunda Empire beranggotakan negara dan pemerintahan di dunia dan terdiri atas enam wilayah, di antaranya, Bandung sebagai titik nol, Sunda Nusantara, Sunda Archipelago, Sunda Eropa, Sunda Pasific, dan Sunda Mainland.

Baca Juga

Dijelaskan Agus, dalam di Jawa Barat pernah berdiri Kerajaan Galuh Kuno yang dilanjutkan Kerajaan Galuh Pakuan. Di antara rajanya adalah Prabu Maharaja Lingga Buana (1340-1357) yang gugur dalam peristiwa bubat saat mengantarkan putrinya Dyah Pitaloka Citraresmi yang dipinang Raja Majapahit, Hayam Wuruk. Kisah pelamaran Putri Sunda dengan Raja Majapahit tersebut tertuang dalam kitab Pararaton yang juga sebagai bukti sejarah. Kemudian tahta kerajaan sendiri diserahkan kepada adiknya yaitu Mangkubumi Suradipati atau Prabu Borosngora, mengingat anak dari Prabu Buana masih kecil.

"Lalu setelah dewasa, tahtahnya diteruskan ke anaknya, namanya Niskala Wastu Kencana (1371-1475) itu memerintah sampai 104 tahun panjang umurnya," ucap Agus.