Kamis 06 Jun 2024 04:30 WIB

Krisis Iklim Merenggut Hak dan Mengancam Masa Depan Anak 

Kekeringan yang terus-menerus akan menempatkan anak pada posisi paling rentan.

Red: Satria K Yudha
Bocah membawa jeriken untuk diisi air saat penyaluran bantuan air bersih di Desa Bontoparang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis (2/11/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Bocah membawa jeriken untuk diisi air saat penyaluran bantuan air bersih di Desa Bontoparang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis (2/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak bencana kekeringan tak bisa disepelekan. Menurut Save The Children Indonesia, efek domino krisis iklim yang sedang terjadi di Indonesia bisa berdampak pada hak-hak anak.

"Kekeringan yang berlangsung terus-menerus akan menempatkan anak pada posisi paling rentan, yang terpaksa mengorbankan waktu belajar dan berisiko terhadap kesehatan mereka, seperti malaria, demam berdarah, infeksi pernafasan, dan penyakit kulit," kata Chief (Interim) Advocacy, Campaign, Communication and Media Save the Children Indonesia Tata Sudrajat, Rabu (5/6/2024). 

Hal ini disampaikan berkaitan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati pada 5 Juni 2024 dengan tema "Restorasi Generasi". Menurut Save The Children, krisis iklim dan hak anak sering dianggap tidak ada korelasinya, sehingga topik ini tidak muncul ke permukaan. Pembicaraan tentang perubahan iklim masih dominan mengenai perubahan fisik lingkungan.

photo
Suasana Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan, Rabu (9/8/2023). - (Republika/Shabrina Zakaria)

"Ini tidak bisa diabaikan, kita harus segera bertindak untuk memastikan hak-hak mereka tetap terpenuhi walaupun dalam situasi krisis," ujar dia.