REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Setelah menguasai Batavia (1619), Kompeni masih belum merasa puas sebelum menaklukkan Portugis yang menguasai jalur perdagangan penting di Selat Malaka. Maka pada 1641, satuan armada Belanda dengan kekuatan besar berhasil menaklukkan Malaka, kota dagang terpenting Portugis di pantai barat semenanjung Melayu.
Banyak tawanan perang, terdiri dari orang-orang Portugis dan dari daerah yang didudukinya seperti Goa, Malabar, Coromandel (India) dijadikan sebagai tawanan perang. Mereka kemudian diangkut ke Batavia sebagai budak belian.
Bersamaan mereka juga terangkut meriam Portugis 'si jagur', yang pernah dikeramatkan oleh penduduk Jakarta. Kini, setelah beberapa kali berpindah tempat, meriam tersebut disimpan di halaman Museum Sejarah DKI Jakarta, Jalan Fatahillah, Jakarta Barat.
Wali Kota Jakarta periode 1953–1960, Sudiro melihat terjadi kemusyrikan karena meriam dijadikan tempat minta-minta peruntungan. Salah satu yang dipercaya masyarakat dari meriam Si Jagur adalah, perempuan yang duduk di atasnya akan segera mengandung.