Jumat 07 Jun 2024 05:53 WIB

Mau Masuk Masjidil Haram, Jamaah Wajib Bawa Smart Card

Askar mengecek satu per satu tasrekh jamaah yang masuk ke Masjidil Haram.

Rep: Karta Raharja Ucu/ Red: A.Syalaby Ichsan
Umat Islam memadati Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, Kamis (6/6/2024). Menjelang berakhirnya fase kedatangan jamaah calon haji (closing date) pada 10 Juni 2024 kondisi Masjidil Haram semakin padat oleh jamaah dari berbagai belahan dunia khususnya pada saat shalat lima waktu, PPIH Arab Saudi menghimbau jamaah Indonesia agar shalat fardu dan ibadah sunnah lainnya dapat dilakukan di mushala atau masjid di sekitar hotel.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Umat Islam memadati Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, Kamis (6/6/2024). Menjelang berakhirnya fase kedatangan jamaah calon haji (closing date) pada 10 Juni 2024 kondisi Masjidil Haram semakin padat oleh jamaah dari berbagai belahan dunia khususnya pada saat shalat lima waktu, PPIH Arab Saudi menghimbau jamaah Indonesia agar shalat fardu dan ibadah sunnah lainnya dapat dilakukan di mushala atau masjid di sekitar hotel.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Pemerintah Kerajaan Arab Saudi semakin memperketat penjagaan di Masjidil Haram menjelang penutupan pintu masuk Makkah (closing date) pada Senin, 10 Juni 2024. Saat ini untuk masuk ke Masjidil Haram setiap jamah akan diperiksa kartu tanda pengenal, smart card (kartu pintar) atau pun gelang indentitas seperti yang jamaah haji Indonesia pakai. Bahkan, hanya jamaah dengan pakaian ihram saja yang bisa masuk ke Masjidil Haram.

Pada Kamis (6/6/2024), sebagian besar jamaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia sudah tiba di Makkah. Tak hanya saat menjelang sholat fardhu atau sholat lima waktu saja, Masjidil Haram kian padat sepanjang hari. Pada Kamis malam pun volume jamaah yang masuk ke Masjidil Haram kian banyak.

Baca Juga

Saat Tim Media Center Haji (MCH) 2024 bertugas, hanya jamaah yang memakai pakaian ihram saja yang boleh masuk ke dalam Masjidil Haram, terutama untuk lantai dasar dan maktab atau area tawaf di depan Kakbah.

Askar kerap melakukan penutupan di pintu-pintu masuk ke Masjidil Haram. Hanya jamaah laki-laki yang memakai kain ihram yang hendak melakukan umroh saja yang diperbolehkan masuk ke lantai dasar atau pelataran Ka'bah. Sementara yang tidak memakai ihram diarahkan ke lantai atas masjid.

Satu jam sebelum adzan, akses menuju Masjidil Haram pun ditutup. Akibatnya jamaah membludak dan pasrah sholat di pelataran masjid, bahkan di dekat Terminal Syib Amir dan Terminal Jiad.

Kementerian Agama pun mengimbau jamaah menghondari kepadatan di terminal bus, serta mengatur waktu kembali ke hotel. Jamaah yang sholat di Masjidil Haram diimbau untuk pulang ke hotel menunggu 30 sampai 60 menit setelah sholat.

Ketika berangkat dan pulang Sholat Dzuhur dan Ashar, jamaah diimbau mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa payung atau topi lebar untuk menghindari paparan langsung sinar matahari dan memicu dehidrasi di terminal.

”Demi kemaslahatan, kami juga mengimbau kepada seluruh jamaah untuk mengurangi aktivitas ibadah di Masjidil Haram, mengingat tingkat kepadatan yang terus bertambah,” kata Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda.

Tingginya suhu di Mekkah membuat Kemenag meminta jamaah sholat fardhu di hotel. ”Kami juga mengimbau agar jemaah tidak melakukan umrah berkali-kali. Mengingat ibadah pada puncak haji membutuhkan kesehatan dan ketahanan fisik,” kata Widi.

Grafis rencana perjalanan haji... 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement