REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bos Toyota, Akio Toyoda kemungkinan akan mendapat tekanan berat bahkan penurunan dukungan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pekan depan. Hal ini karena skandal pelanggaran uji sertifikasi yang menghantam Toyota, Daihatsu dan Hino.
Meskipun Toyoda tidak dalam bahaya besar untuk tidak terpilih kembali, kurangnya dukungan pemegang saham bisa memicu reformasi perusahaan. RUPST tahun ini digelar di tengah-tengah skandal yang melibatkan pelanggaran uji sertifikasi di Toyota Grup.
Penasihat proxy Institutional Sharholder Services Inc. dan Glass Lewis & Co, telah merekomendasikan agar Toyoda tidak dipilih kembali, dengan alasan kekhawatiran atas tata kelola dan independensi dewan. Skandal lain mengenai pelanggaran pengujian juga terungkap setelah rekomendasi tersebut.
Pada tahun lalu, peringkat dukungan terhadap Toyoda turun menjadi 85 persen dari 96 persen pada tahun 2022. Namun, Toyoda hanya membutuhkan mayoritas untuk terpilih kembali dan meskipun ada skandal, bisnis Toyota tetap berjalan baik.