REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- FILBA Workshop Series rampung dilaksanakan di Kemala Ballroom, Universitas Esa Unggul. Bekerjasama dengan FILBA (Forum Institusi Layanan Bahasa) dan Mangrove Education USA, Lembaga Bahasa dan Kebudayaan (LBK) Universitas Esa Unggul menjadi salah satu penyelenggara workshop ini.
Dengan topik “Empowering Educators Through Storytelling: Every Teacher is a Hero, Every Hero has a Story”, workshop ini bertujuan untuk memberdayakan kemampuan bercerita para pendidik agar dapat diaplikasikan saat mengajar di kelas. Selain itu, workshop ini akan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang akan menambah kemampuan kreativitas para pendidik agar dapat berimprovisasi dalam menyediakan materi di kelas.
Acara workshop dimulai pukul 08.00 WIB dengan mengundang para pembicara penting dari Amerika Serikat yaitu Yuta Otake dan Manabu Nagaoka. Total peserta yang hadir berjumlah 250 orang, baik dari guru, dosen, maupun mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta turut hadir dalam acara ini.
Rektor Universitas Esa Unggul Dr. Ir. Arief Kusuma A.P., ST., MBA., IPU, ASEAN dalam kesempatannya, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh peserta, narasumber, dan panitia yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan FILBA Workshop Series di Lembaga Bahasa dan Kebudayaan Universitas Esa Unggul.
“Workshop ini adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk menggali lebih dalam tentang bahasa dan kebudayaan, serta meningkatkan kompetensi yang sangat diperlukan di era globalisasi ini. Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan baru, keterampilan praktis, dan inspirasi bagi seluruh peserta,”ucap rektor UEU dikutip pada Sabtu (29/6/2024).
0pondasi dari acara ini adalah ketika melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dan didominasi oleh teknologi dan Artificial Intelligence (AI), menjadi sebuah tantangan bagi para pendidik untuk bisa beradaptasi di era seperti ini. Oleh karena tantangan inilah, Yuta Otake, seorang teacher trainer sekaligus pendiri Mangrove Education, mengatakan bahwa melalui seni mendongeng, para pengajar diharapkan dapat menenun pengalaman dan narasi mereka sendiri ke dalam pelajaran mereka.
Selain itu melalui workshop ini, para pengajar juga dilatih untuk meningkatkan kepercayaan diri, kecakapan berbicara didepan publik, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam ruang kelas.
“Loka karya kami berusaha untuk mengimbangi dominasi teknologi dan AI dengan menumbuhkan komunitas mendongeng, di mana para pendidik dan peserta didik dapat terlibat dengan beragam perspektif, budaya, dan pengalaman. Komunitas ini mewakili pemanfaatan kekuatan cerita yang sesungguhnya untuk menginspirasi, menghubungkan, dan berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih baik,” kata Yuta.