REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Yayasan Perguruan Tinggi Budi Mulia Dua menginisiasi pendirian kampus Politeknik Artificial Intelligence (AI) di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rencananya, akan terdapat tiga program studi (prodi) di kampus tersebut yakni Kecerdasan Buatan & Robotika, Sains Data Terapan, dan Rekayasa Keamanan Siber.
Penggagas Politeknik AI Budi Mulia Dua, Ridho Rahmadi, mengungkapkan inisiasi ini bermula dari kesadaran bahwa saat ini masyarakat Indonesia tengah berkejaran dengan waktu dengan perkembangan peradaban digital.
"Di satu sisi terdapat kemajuan berkat digitalisasi, namun di sisi lain terdapat ancaman seperti pencurian data seperti yang terjadi baru-baru ini. Oleh karena itu perlu inisiasi-inisiasi yang tidak bergantung kepada pemerintah," ujar Ridho di sela-sela kegiatan penandatanganan MoU antara Yayasan Perguruan Tinggi Budi Mulia Dua dengan sejumlah mitra, di Sleman, Senin (1/7/2024).
Politeknik AI yang rencananya berlokasi di kawasan Tajem, Maguwoharjo, Sleman tersebut ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2025 mendatang. "Kami berharap bisa membangun kolaborasi yang aktif dan produktif sehingga nantinya Yogyakarta sebagai kota pelajar bisa menjadi episentrum baru industri digital," kata Ridho.
Ridho yang juga ketua umum Partai Ummat tersebut menambahkan kampus AI itu ditarget tak hanya mendalami teori soal kecerdasan buatan. Namun bisa melakukan sesuatu terutama menciptakan produk berbasis AI.
"Kampus ini mindset-nya pendidikan vokasi, komposisi pembelajarannya 30 persen teori dan 70 persen praktik," kata Ridho yang meraih gelar master kecerdasan buatan di Universitas Johannes Kepler Linz dan Universitas Teknik Ceko itu.
Ridho memproyeksikan, dalam kurikulum yang disusun untuk kampus itu ke depan, setelah dua bulan mahasiswa bisa terlibat dengan industri digital yang menjadi mitra.
"Jadi mahasiswa selama di kampus sudah dibiasakan membuat sesuatu yang skalanya industri," kata peraih doktor Data Science and Machine di Universitas Radboud di Nijmegen, Belanda itu.
Misalnya saja, di program studi Kecerdasan Buatan dan Robotika, mahasiswa diminta mengembangkan aplikasi yang berfungsi memperbaiki susunan kalimat untuk ditanam di aplikasi perpesanan Whatsapp dan lainnya.
Ketua Yayasan Budi Mulia Dua, Tasniem Fauzia Rais, menambahkan bahwa kampus Politeknik AI adalah bagian dari mimpi besar pendiri yayasan Budi Mulia Dua, Amien Rais, yang memang sangat peduli pada bidang pendidikan. Sehingga kampus politeknik tersebut nantinya bisa menjadi puncak dari berbagai entitas yang telah ada di Budi Mulia Dua saat ini dari jenjang taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA).
"Kami melihat data science adalah ilmu yang wajib kita kuasai. Begitu juga security cyber yang kami nilai sangat kurang. Begitu juga perangkat lunak yang membuat sebagian besar orang tua khawatir karena pengaruh media sosial yang tak diberi aturan main oleh negara terhadap gejolak perubahan adab di kalangan remaja," kata Tasniem.
Ketua Asosiasi Digital Kreatif (Aditif), Saga Iqranegara, menyambut baik inisiasi pendirian Politeknik AI Budi Mulia Dua. Ia menekankan indutri digital di Indonesia tidak bisa berdiri sendiri namun harus bergandengan tangan dengan berbagai stakeholder termasuk pemerintah dan dunia akademik.
"Mari bersama-sama kita kembangkan ekosistem digital sehingga kita bisa membangun kedaulatan teknologi di Indonesia. Jangan sampai kita bergantung pada negara lain," kata Saga.
Sementara itu, Pembina Yayasan Budi Mulia Dua, Amien Rais, mengatakan saat ini manusia sudah memasuki sebuah peradaban baru.
"Persaingan antar bangsa bukan lagi sekedar produksi pertanian, kehutanan, atau industri konvensional, namun soal AI ini," kata Amien Rais yang juga hadir pada acara tersebut.
Mantan ketua MPR RI itu membeberkan, semakin gencarnya penerapan teknologi AI di dunia saat ini tak lagi terbatas pada sektor pertahanan dan militer. Namun sudah pada kebutuhan keseharian manusia seperti bidang transportasi hingga dilibatkan sebagai tenaga kerja.
Amien mencontohkan, sejumlah perang modern belakangan telah melibatkan teknologi AI seperti perang antar pesawat tanpa awak atau drone war. Seperti yang dilakukan Iran ketika membobardir pusat pusat kilang minyak di dekat Riyadh Arab Saudi.
Penguasaan bidang AI, kata Amien, juga bisa membuat negara seperti Turki yang sebenarnya secara militer tak lebih kuat dibanding negara seperti Jerman dan Prancis, bisa menjadi pemasok peralatan militer bagi negara lain.
"Di Amerika, sejak dua tahun lalu saya sudah melihat penerapan AI dalam bidang transportasi, ketika sebuah bus dapat mengangkut puluhan penumpang dari San Fransisco ke New York tanpa celaka," ujar Amien.
Amien menambahkan, lembaga pendidikan tinggi yang dipersiapkan ini untuk menjawab kebutuhan zaman yang kian maju. "Politeknik ini demi kepentingan negeri, bukan kelompok atau individu, semoga nanti banyak mahasiswanya," kata pendiri Partai Ummat itu.