Kamis 04 Jul 2024 14:56 WIB

Manajemen Manchester United Mulai Ngirit, di Ambang PHK 250 Karyawan

Manchester United memiliki sekitar 1.112 karyawan hingga Juni tahun lalu.

Bruno Fernandes dari Manchester United memegang trofi tersebut setelah timnya memenangkan pertandingan sepak bola final Piala FA Inggris antara Manchester City dan Manchester United di Stadion Wembley London, Sabtu, (25/5/2024).
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Bruno Fernandes dari Manchester United memegang trofi tersebut setelah timnya memenangkan pertandingan sepak bola final Piala FA Inggris antara Manchester City dan Manchester United di Stadion Wembley London, Sabtu, (25/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manchester United (MANU.N) mengusulkan untuk memangkas sekitar 250 pekerjaan sebagai bagian dari program pengurangan karyawan di seluruh klub, sebuah sumber yang dekat dengan perusahaan mengatakan kepada Reuters, Rabu (3/7/2024).

Pemutusan hubungan kerja (PHK) akan mencakup semua departemen dan level klub, kecuali untuk lembaga amal Manchester United Foundation, menurut sumber itu.

Baca Juga

Pemutusan hubungan kerja, yang pertama kali dilaporkan oleh Daily Mail, akan mewakili sekitar 22 persen dari tenaga kerjanya.

Juara Inggris 20 kali itu, yang mengalami finis terburuk di Liga Primer sejak 1990 di posisi kedelapan musim lalu, sedang meninjau semua aspek menjelang musim 2024/25.

Langkah ini diambil beberapa bulan setelah miliarder Inggris Jim Ratcliffe mengambil 25 persen saham di Manchester United. Ratcliffe mengambil alih operasional sepak bola MU dan berusaha untuk menjadikan Setan Merah kembali menjadi tim yang disegani di pentas Eropa.

Manchester United memiliki sekitar 1.112 karyawan hingga Juni tahun lalu, termasuk pemain, pelatih, staf administrasi, dan lainnya. Klub, yang akan melaporkan hasil kuartal ketiga pada 10 Juli, akan menyambut CEO baru Omar Berrada, dari perusahaan induk Manchester City, City Football Group, akhir bulan ini.

Manchester United akan bermain di Liga Europa musim depan berkat kemenangannya di Piala FA, setelah gagal lolos ke Liga Champions.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement