REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian jamaah haji Indonesia telah pulang ke Tanah Air setelah melakukan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci. Masyarakat di kampung halaman pun telah menunggu untuk didoakan agar bisa menunaikan rukun Islam yang kelima juga.
Tidak hanya jamaah, petugas haji yang juga mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji juga telah pulang ke Tanah Air. Mereka bahkan juga mendapatkan sambutan yang hangat di kampung halamannya, sama seperti jamaah haji.
Alhamdulillah, tahun ini penulis juga menjadi salah satu yang dipercaya menjadi petugas haji. Sejak 19 Mei 2024 lalu, penulis ditugaskan di Daerah Kerja (Daker) Makkah untuk melayani duyufurrahman (para tamu Allah) selama 40-an hari.
Namun, sungguh tak menyangka, setelah pulang ke kampung halaman justru mendapatkan sambutan luar biasa juga dari masyarakat, seperti jamaah haji lainnya. Bahkan, banyak masyarakat yang minta didoakan agar bisa sampai juga ke Tanah Suci.
Pada Kamis (4/6/2024) sekitar pukul 09.20 WIB pagi, penulis pulang dari Pelabuhan Gresik menuju Pulau Bawean menggunakan Kapal Ekspress Bahari. Setelah empat jam berada di atas kapal dan dihantam dengan ombak yang cukup besar, tiba lah di pelabuhan Bawean.
Saat turun dari kapal, gerimis turut mengiringi perjalanan penulis ke terminal pelabuhan. Di sana lah kemudian saya disambut hangat oleh orang tua dan sejumlah sanak famili lainnya. Namun, betapa kagetnya penulis saat diberi tahu bahwa warga juga telah banyak menunggu di Masjid Baitul Mukminin Daun Timur, Desa Daun, Kecamatan Sangkapura.
Salah satu guru ngaji penulis, Kiai Achmad Fathoni lalu memberikan sebuah redakai doa untuk dibaca di hadapan masyarakat yang telah menunggu di masjid itu. Setelah tiba di Masjid Baitul Mukminin, ternyata benar. Warga telah banyak yang menunggu.
Begitu turun dari mobil, penulis langsung disalami satu per satu. Sebelum membaca doa itu, Kiai Fathoni lalu meminta penulis untuk sholat sunah safar di dalam masjid sendirian.
Usai sholat, barulah penulis diminta untuk mendoakan puluhan warga yang hadir di masjid itu. Berikut doanya:
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والس على أشرف المرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحا به أجمعين. اللهم أن تبلغ يا ربي الحاضرين زيارة المسجد الحرام والمسجد النبي صلى الله عليه وسلم
اللهم اجعل حجنا حج مبرورا وسعيا مشكورا وذنبا مغفورا وعملاً صالحا مقبولاً وتجارة لن تبور انك على كل شيء قدير. ربنا اتنافى الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. والحمد لله رب العلمين
"Alhamdulillahi rabbil alamin, wasshalatu wassalamu ala asyrafil mursaliin. Sayyidina Muhammadin wa ala alihi wa ash habihi ajma'iin. Allahumma antubaligh yaa rabbiyal hadhinriina ziyaratal masjidil harami wa masjidin nabiyyi shalallahu alaihi wa sallam.
Allahummaj al hajjanaa hajjan mabruran wa sa'yan masykuran wadzan ban maghfuran wa 'amalan shalihan maqbulan watijaaratan lan tabuur. Innaka 'alaa kulli syaiin qadir. Rabbana atinaa fiddun ya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzabanar. Walhamdulillahi Rabbil'alamin".
Artinya: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Segala puji bagi Allah Pemelihara semesta alam. Shalawat dan salam semoga atas yang paling mulia dari para Rasul, Nabi Muhammad SAW dan segenap keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah perkenankan Engkau untuk menyampaikan orang-orang yang hadir di sini, mohon dapat menziarahi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Ya Allah, jadikan haji kami haji yang mabrur, sai yang disyukuri dosa yang terampuni dan amal shaleh yang diterima, perdagangan yang tidak merugi, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari siksa api neraka. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam."
Usai berdoa di masjid, penulis juga mendapatkan sambutan di rumah. Beberapa anak muda Bawean menyambutnya dengan lantunan sholawat Tholaal Badri dengan diiringi tabuhan rebana. Setelah itu, tamu yang hadir juga banyak didoakan agar bisa juga dipanggil ke Tanah Suci.