Sabtu 06 Jul 2024 12:55 WIB

Pelukan dan Sanjungan Iringi Tarian Terakhir Toni Kroos di Lapangan Hijau

Kekalahan Jerman dari Spanyol menandai akhir karier Kroos di lapangan hijau.

Red: Israr Itah
Toni Kroos (kanan) saat membela Jerman melawan Spanyol di perempat final Euro 2024.
Foto: AP Photo/Antonio Calanni
Toni Kroos (kanan) saat membela Jerman melawan Spanyol di perempat final Euro 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawan dan lawan semua sepakat, Toni Kroos layak menjadi legenda sepak bola dunia yang pantas mendapatkan sanjungan. Ketika ia menuntaskan tarian terakhirnya di lapangan hijau, kalah dari Spanyol saat membela Jerman di perempat final Euro 2024, rekan setim dan lawan sama-sama mencari dia.

Pelukan hangat datang dari para pemain Spanyol kepada Kroos setelah membukukan kemenangan 2-1, hasil yang membuat tuan rumah tersingkir dan mengakhiri karier bermain gemilang Kroos.

Baca Juga

Dani Carvajal dan Joselu, rekan setim Kroos di Real Madrid musim lalu, memberikan pelukan dan ciuman di pipi. Kemudian para pemain Spanyol lainnya memberikan penghormatan kepada sosok yang kembali dari masa pensiunnya untuk membantu Jerman memulihkan status sebagai salah satu kekuatan sepak bola dunia.

Kroos adalah pemain terakhir Jerman yang lahir di Jerman Timur. Gelandang berkepala dingin ini telah memainkan 114 pertandingan untuk Jerman, tetapi lima pertandingan terakhirnya di Euro 2024 telah membantu mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa di negara tersebut.

"Karier Toni tidak dapat dinilai dengan nilai yang cukup tinggi," ujar pelatih Jerman Julian Nagelsmann. "Apa yang semua orang lihat dan apa yang jelas adalah kesuksesan olahraga yang ia rayakan yang luar biasa dan mungkin akan tetap menjadi keunikan seorang pemain Jerman untuk waktu yang lama, mungkin selamanya. Pastinya, salah satu pemain Jerman terhebat."

Nagelsmann-lah yang membujuk Kroos menganulir keputusannya pensiun membela Jerman setelah ditunjuk sebagai pelatih pada tahun lalu. Pemain 34 tahun ini setuju untuk kembali pada Maret lalu dengan memimpin Jerman meraih kemenangan persahabatan yang meningkatkan moral atas Prancis dan Belanda.

"Saya harus mengatakan bahwa saya merasa sangat aneh pada pekan-pekan sebelum kabar bahwa saya ingin membawanya kembali, bahwa tidak ada yang berpikir itu adalah ide yang bagus. Empat pekan setelah dia kembali, semua orang mengatakan bahwa mereka memiliki ide itu sejak lama, mengapa pelatih nasional baru melakukannya sekarang?" ujar Nagelsmann membanggakan keputusannya membawa kembali Kroos berseragam Jerman.

Suasana sebelum kembalinya Kroos sangat menyedihkan. Jerman kalah dua kali dan imbang satu kali dalam empat pertandingan pertama Nagelsmann sebagai pelatih. Ada kekhawatiran akan rasa malu di Euro 2024 mengingat Jerman gagal di setiap turnamen besar sejak tersingkir dari fase grup sebagai juara bertahan di Piala Dunia 2018.

Secara keseluruhan, Kroos memimpin Jerman meraih enam kemenangan dan satu hasil imbang sebelum Spanyol mengakhiri penampilannya di pertandingan kedelapan sejak kembali.

"Kami begitu dekat, itulah yang membuatnya begitu pahit," kata Kroos setelah gol kemenangan pemain pengganti Spanyol Mikel Merino pada menit terakhir perpanjangan waktu.

Kroos tidak menyatakan segera pensiun setelah pertandingan, seperti yang ia sampaikan sebelumnya. "Sejujurnya, saat ini perasaan utama adalah bahwa turnamen ini telah berakhir, karena kami semua memiliki target besar yang ingin kami capai bersama. Dan mimpi yang kami semua miliki telah hancur begitu saja," ujar Kroos.

 

Ia menolak...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement