REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam mendorong untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menghormati dengan semua individu, tanpa memandang agama, suku, atau latar belakang mereka.
Prinsip ini tercermin dalam banyak ayat Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW, yang menekankan pentingnya menjaga perdamaian.
Nabi Muhammad SAW berpesan untuk selalu menjaga kelembutan hati dan istiqomah dalam melaksanakan amal ibadah.
Beliau SAW sungguh mengutamakan perdamaian di antara manusia dan penghapusan terhadap segala perselisihan, pertengkaran maupun bentrokan. Bahkan, kerukunan semacam ini menjadi kunci terbukanya surga. Rasulullah SAW:
- تُفتَحُ أبوابُ الجنَّةِ يومَ الاثنينِ و الخميسِ، فيغفرُ اللهُ عزَّ وجلَّ لِكلِّ عبدٍ لا يُشرِكُ باللهِ شيئًا، إلَّا رجلًا كانَ بينَه وبينَ أخيهِ شحناء، فيقول: أنظروا هذينِ حتَّى يصطلحا، أنظِروا هذينِ حتَّى يصطلِحا ،أنظِروا هذينِ حتَّى يصطلِحا
"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis dan akan diampuni semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, kecuali dua orang laki-laki yang memusuhi saudaranya. Maka dikatakan, 'Tangguhkan amal kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan amal kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan amal kedua orang ini, sampai keduanya berdamai.'" (HR Muslim)
Tentang hal ini, Allah SWT juga telah menegaskan tali persaudaraan yang terjalin di bawah naungan Islam. Sesama orang yang beriman adalah bersaudara. Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”(QS Al-Hujurat ayat 10)
Dalam riwayat lain...