REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) melakukan sejumlah persiapan sebelum membuka pendakian Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, usai Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status gunung setinggi 3.676 meter di atas laut (mdpl) itu.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani mengatakan, meskipun status Gunung Semeru sudah diturunkan dari Siaga atau level III menjadi Waspada atau level II, pihaknya perlu melakukan sejumlah persiapan.
"Sudah ada pengumuman dari PVMBG tentang penurunan status Semeru dari level III menjadi level II. Namun demikian, kita perlu mempersiapkan sebelum pendakian dibuka," kata Septi di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (17/7/2024).
Septi menjelaskan, sejumlah hal yang perlu disiapkan terkait pembukaan pendakian Gunung Semeru tersebut. Di antaranya, terkait dengan kelengkapan sarana dan prasarana, termasuk kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran.
Menurut Septi, pendakian Gunung Semeru yang sudah cukup lama ditutup akibat peningkatan aktivitas tersebut, dipastikan akan menarik banyak minat pendaki pada saat kembali dibuka. Namun, BB TNBTS akan melakukan sejumlah pembenahan sebelum membuka pendakian.
"Saya yakin banyak pecinta Gunung Semeru yang sudah rindu. Namun kita akan benahi beberapa hal sebelum Semeru dibuka. Kita tidak langsung membuka pendakian setelah ada penurunan status," kata Septi.
Sebagai informasi, pendakian Gunung Semeru ditutup oleh Balai Besar TNBTS sejak 3 Juli 2021. Gunung dengan ketinggian 3.676 meter mdpl tersebut kemudian mengalami erupsi besar pada 4 Desember 2021.
Gunung Semeru merupakan gunung berapi yang terletak di wilayah Jawa Timur, dan merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia, setelah Gunung Kerinci di Sumatra, dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.