REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Hari Kependudukan Dunia (HKD) tahun ini fokus pada kekuatan data yang inklusif untuk membangun masa depan yang tangguh dan adil bagi semua. HKD 2024 menyerukan agar sistem-sistem data menggambarkan keragaman manusia secara menyeluruh. Sehingga setiap orang diperhitungkan, bisa menikmati hak-haknya, dan mencapai potensi penuhnya.
“Data itu lebih dari sekadar angka, tapi juga tentang kehidupan. Data membantu kita mengidentifikasi kekurangan dalam layanan dan mengembangkan intervensi yang ditargetkan untuk komunitas rentan,” kata Perwakilan Dana Populasi PBB (UNFPA) untuk Indonesia Hassan Mohtashami pada press briefing HKD 2024, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan analisis menunjukkan setiap dolar yang diinvestasikan untuk memperkuat sistem data menghasilkan manfaat ekonomi sebesar 32 dolar AS.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKB Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan data inklusif yang menyeluruh dan tidak agregat penting untuk menjadi dasar dari program pemerintah. Misalnya, perkawinan anak masih tinggi di beberapa daerah, yang berkontribusi pada tingginya angka kematian ibu. "Oleh karena itu kita perlu data terpilah dan lebih rinci untuk memahami penyebabnya," tegasnya.