Selasa 23 Jul 2024 05:42 WIB

Tak Ada Gaza dalam Pernyataan Obama yang Tanggapi Mundurnya Biden

Obama mencatatkan puja pujinya akan ‘prestasi’ Biden di dunia internasional

Barack Obama
Foto: AP Photo/Thanassis Stavrakis
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memutuskan untuk mundur dari kompetisi Pemilu Presiden AS yang akan dihelat tahun ini. Biden disorot tak hanya karena performanya dalam debat, tetapi juga kebijakan luar negerinya yang tidak bisa memadamkan genosida Israel di jalur Gaza. Tidak tanggung-tanggung, banyak komunitas Muslim di berbagai negara bagian menyerukan untuk memboikot presiden yang dijuluki ‘Genocide Joe’ tersebut. Arab American Institute (AAI) bahkan merilis survey pada Mei lalu bahwa dukungan untuk Joe Biden di kalangan Arab Amerika hanya 20 persen.

Meski demikian, pendahulu Joe Biden, Barack Obama, sama sekali tidak menyinggung kelemahan mantan wakil presidennya tersebut dalam pernyataannya yang merespons mundurnya Biden dari kompetisi pemilu presiden. Obama, yang notabene mendapat banyak dukungan komunitas Muslim saat mencatatkan diri sebagai presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat bahkan tidak menyebut satu kata pun tentang Gaza. 

Baca Juga

Obama mencatatkan puja pujinya akan ‘prestasi’ Biden di dunia internasional dengan membatasi diri pada: “Secara internasional, ia memulihkan posisi Amerika di dunia, merevitalisasi NATO, dan memobilisasi dunia untuk melawan agresi Rusia di Ukraina.”

Berikut pernyataan lengkap Obama yang ditautkan di akun X centang biru miliknya yakni @BarackObama:

“Joe Biden adalah salah satu presiden Amerika yang paling berpengaruh, serta teman dan mitra yang baik bagi saya. Hari ini, kita juga diingatkan - sekali lagi - bahwa dia adalah seorang patriot dengan tingkat tertinggi.

Enam belas tahun yang lalu, ketika saya memulai pencarian saya untuk menjadi wakil presiden, saya tahu tentang karier Joe yang luar biasa dalam pelayanan publik. Namun, yang lebih saya kagumi adalah karakternya - empatinya yang mendalam dan ketangguhannya yang diperoleh dengan susah payah; kesopanannya yang mendasar dan keyakinannya bahwa setiap orang berharga.

Sejak menjabat, Presiden Biden telah menunjukkan karakter tersebut berulang kali. Dia membantu mengakhiri pandemi, menciptakan jutaan lapangan kerja, menurunkan biaya obat resep, mengesahkan undang-undang keselamatan senjata api pertama dalam 30 tahun, melakukan investasi terbesar untuk mengatasi perubahan iklim dalam sejarah, dan berjuang untuk memastikan hak-hak pekerja untuk berserikat demi mendapatkan upah dan tunjangan yang adil. Secara internasional, ia memulihkan posisi Amerika di dunia, merevitalisasi NATO, dan memobilisasi dunia untuk melawan agresi Rusia di Ukraina.

Lebih dari itu, Presiden Biden mengarahkan kita menjauh dari kekacauan, kebohongan, dan perpecahan selama empat tahun yang menjadi ciri khas pemerintahan Donald Trump. Melalui kebijakan dan teladannya, Joe telah mengingatkan kita akan jati diri kita yang sebenarnya - sebuah negara yang berkomitmen pada nilai-nilai kuno seperti kepercayaan dan kejujuran, kebaikan dan kerja keras; sebuah negara yang percaya pada demokrasi, supremasi hukum, dan akuntabilitas; sebuah negara yang bersikeras bahwa setiap orang, siapa pun mereka, memiliki suara dan berhak mendapatkan kesempatan untuk kehidupan yang lebih baik.

Rekam jejak yang luar biasa ini memberi Presiden Biden hak untuk mencalonkan diri kembali dan menyelesaikan pekerjaan yang telah ia mulai. Joe memahami lebih baik daripada siapa pun tentang pertaruhan dalam pemilu ini - bagaimana semua yang telah ia perjuangkan sepanjang hidupnya, dan semua yang diperjuangkan oleh Partai Demokrat, akan terancam jika kita mengizinkan Donald Trump kembali ke Gedung Putih dan memberi Partai Republik kendali atas Kongres.

Joe tidak pernah mundur dari pertarungan.. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement