Senin 22 Jul 2024 05:16 WIB

Gunung Gede dan Pangrango Membeku dan Makhluk yang Lebih Kuat dari Gunung

Gunung Gede dan Pangrango merupakan tanda kebesaran Allah

Rep: Fuji Eka Permana, Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Gunung Gede Pangrango
Foto: TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO
Gunung Gede Pangrango

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Gede dan Pangrango di Bogor Jawa Barat mengalami suhu dingin luar biasa yang bertolak belakang dengan musim panas yang terjadi di sekitarnya. Fenomena ini menjadi perhatian para pendaki gunung yang mengharuskan mereka ekstra hati-hati jika hendak menapaki kawasan tersebut.

Sebabnya, mereka harus menyiapkan perbekalan yang lebih banyak untuk menjamah dua gunung tersebut, seperti jaket tebal dan juga logistik yang memadai. Dengan begitu, tubuh mereka terlindung dari dingin dan terus dapat mendaki hingga mencapai puncak.

Baca Juga

BACA JUGA: Adidas Coret Bella Hadid dari Iklan Sepatu Usai Dikritik Israel, Netizen Serukan Boikot

Gunung Gede dan Pangrango merupakan makhluk Allah yang luar biasa. Dua dataran tinggi tersebut merupakan bagian dari penyangga yang menjadikan bumi ini seimbang. Dahulu, di saat Allah menciptakan bumi, dataran mengalami goncangan dahsyat. Lalu Allah menciptakan gunung sehingga dataran menjadi tenang.

Malaikat yang biasa bertawaf di Baitul Makmur pun terperanjat dan mendadak kagum menyaksikan proses penciptaan gunung, mereka bertanya, ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk yang lebih kuat dari gunung?” Pertanyaan dengan kalimat ‘Adakah yang lebih kuat’, terus diulangi oleh para malaikat, karena mereka sungguh ingin mengetahui keagungan Allah.

Gunung rata oleh besi. Besi leleh dengan api. Api padam dengan air. Air dapat digerakkan kemanapun oleh angin. Hingga pertanyaan terakhir: ”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada angin?” Allah menjawab, ”Ada, yaitu seorang anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya tidak mengetahuinya.”

BACA JUGA: Daftar Lembaga Mitra Leimena Terkait AJC Pro Israel, dari Muhammadiyah Hingga Istiqlal

Maksudnya adalah mereka yang bersedekah dengan ikhlas, yang hanya diketahui dirinya dan Allah. Bersedekah tanpa diketahui orang lain. Bersedekah dalam diam, jauh dari pamer, dan memang menyembunyikan amal kebaikan itu untuk dirinya, seperti orang banyak menyimpan barang yang paling berharga sehingga hanya diketahui diri sendiri.

Ini merupakan gambaran bagaimana orang sungguh mengamalkan ikhlas dengan sepenuh hati. Imam Al-Ghazali menjelaskan hakikat ikhlas. Ikhlas artinya kamu menjadikan segala amalan kamu hanya untuk Allah SWT dan hati kamu tidak merasa senang dengan pujian manusia. Kamu juga tidak peduli dengan celaan manusia.

Dalam kitabnya, Raudhatut Thalibin wa Umdatus Salikin, al Ghazali menjelaskan sebagai berikut:

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement