Kamis 25 Jul 2024 07:58 WIB

Pelosi: Pidato Netanyahu Presentasi Terburuk Wakil Asing di Kongres AS

Sejumlah anggota Kongres AS memboikot pidato Benjamin Netanyahu.

Politikus Partai Demokrat Nancy Pelosi.
Foto: AP/Matt Rourke
Politikus Partai Demokrat Nancy Pelosi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  -- Pidato kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu kepada anggota parlemen di Kongres Amerika Serikat adalah presentasi terburuk yang pernah dilakukan oleh seorang pejabat asing di sana. Demikian disampaikan mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi.

“Presentasi Benjamin Netanyahu di DPR hari ini merupakan presentasi terburuk dari semua pejabat asing yang diundang dan diberi kehormatan untuk berpidato di Kongres Amerika Serikat,” kata Pelosi melalui platform media sosial X pada Rabu.

Baca Juga

Sebelumnya pada hari ini, Netanyahu menyampaikan pidato kepada anggota parlemen AS atas undangan para pemimpin Kongres. Namun sejumlah anggota parlemen, termasuk Pelosi, dan sejumlah nama besar Partai Demokrat juga memilih tidak menghadiri pidato tersebut.

Keluarga sandera yang ditahan di Jalur Gaza sedang mengupayakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, kata Pelosi.

Pelosi mengatakan dia berharap Netanyahu akan menghabiskan waktunya untuk berupaya mencapai gencatan senjata.

Pidato Netanyahu itu memicu protes di Washington, di mana penegak hukum mengerahkan semprotan merica dan menahan beberapa demonstran.

Direktur Nasional Koalisi ANSWER, Brian Becker, mengatakan kepada Sputnik bahwa para petugas penegak hukum melakukan serangan, tanpa provokasi, terhadap para pengunjuk rasa.

Netanyahu tiba di Washington pada Senin untuk mengadakan serangkaian pertemuan dengan para pejabat AS, termasuk dengan Presiden Joe Biden dan penantangnya dari Partai Republik Donald Trump, serta untuk berpidato di sesi gabungan Kongres.

Karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak awal Oktober 2023.

Sebanyak lebih dari 38.800 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak saat itu telah tewas, sementara lebih dari 89.400 lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Selama lebih dari sembilan bulan sejak serangan, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.

Dalam pidatonya, Netanyahu menyinggung bahwa putusan Mahkamah Internasional sebagai upaya "memborgol tangan Israel" dan menghalanginya untuk mempertahankan diri. "Apabila tangan Israel dikekang, Amerika selanjutnya," kata Netanyahu.

Netanyahu juga mengajak AS untuk membentuk aliansi pertahanan di Timur Tengah untuk melawan Iran, sama seperti ketika AS dan Eropa melawan Uni Soviet.

 

sumber : Antara/Sputnik
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement