Kamis 25 Jul 2024 10:57 WIB

Akibat Perubahan Iklim, Banyak Negara Dilanda Cuaca Ekstrem  

Perubahan iklim memicu peristiwa alam seperti badai siklon.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Seorang nelayan melihat kapal-kapal yang rusak akibat Badai Beryl di Bridgetown, Barbados, Senin (1/7/2024). Perubahan iklim membuat banyak negara dilanda cuaca ekstrem.
Foto: AP Photo/Ricardo Mazalan
Seorang nelayan melihat kapal-kapal yang rusak akibat Badai Beryl di Bridgetown, Barbados, Senin (1/7/2024). Perubahan iklim membuat banyak negara dilanda cuaca ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cuaca ekstrem akibat perubahan iklim melanda negara-negara di berbagai belahan dunia. Gelombang panas terjadi di banyak negara. Begitu pula dengan musibah banjir, badai, dan kebakaran hutan.

Saat ini, jutaan orang di berbagai belahan dunia dilanda suhu panas. Cina mengeluarkan serangkaian peringatan suhu panas pada pekan ini. Puluhan pos pemantau cuaca di wilayah tengah dan barat laut negara itu mencatat suhu mencapai 40 derajat Celsius.

Baca Juga

Kota Wuhan yang menjadi tuan rumah pertemuan perubahan iklim internasional pekan ini mengeluarkan peringatan suhu panas di tingkat tertinggi pada Rabu (24/7/2024). Suhu udara di kota itu satu hari sebelumnya mencapai 42,2 derajat Celsius.

Taiwan juga dihantam Badai Gaemi pada Rabu kemarin, pabrik-pabrik dan pasar keuangan ditutup setelah diprediksi pulau itu akan diguyur hujan deras. Kecepatan angin di Samudera Pasifik Barat mencapai tingkat tertinggi kedua yang pernah tercatat. Biro badan cuaca Cina juga mengeluarkan peringatan badai.

Ilmuwan mengatakan perubahan iklim memicu peristiwa alam seperti badai siklon yang dipicu panas lautan semakin intensif dengan kecepatan angin semakin cepat dan hujan yang lebih deras.

Sepanjang bulan Juli, panas di Jepang juga tembus rekor. Pada Senin (22/7/2024) lalu suhu udara di 39 dari 47 prefektur di negara itu mencapai 37 derajat Celsius.

Pada Selasa (23/7/2024), lebih dari 40 juta warga Amerika Serikat (AS) menghadapi suhu panas yang berbahaya. Sebagian besar wilayah Barat negara itu mengalami hembusan angin kencang dan kondisi kering yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan.

Badan Cuaca Nasional AS mengatakan panas berlebih juga terus membentang di utara AS mulai dari Barat Daya melalui Nevada dan sampai ke Idaho dan Montana selama dua hari ke depan.

Provinsi Alberta, Kanada, juga dilanda lusinan kebakaran hutan yang memaksa ribuan orang dievakuasi termasuk di Taman Nasional Jasper pada Senin malam. Wilayah paling utara di negara itu juga mengalami gelombang panas.

Suhu panas di Fairbanks, Alaska mencapai 31 derajat Celsius, mendekati rekor sebelumnya. Suhu di sebagian Kanada, Rusia dan Artik Norwegia sepanjang tahun ini naik 9 derajat Celsius di atas garis batas rata-rata suhu 1979 sampai 2000.

Beberapa hari terakhir, badan kehutanan Rusia juga berusaha memadamkan belasan kejadian kebakaran hutan di Siberia. Musim panas ekstrem di negara itu pada musim panas tahun ini mengakibatkan hutan mudah terbakar. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement