REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Puluhan peserta mengikuti Kelas Anggota Creative Nilam di sekretariat Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH), Kota Banda Aceh. Kegiatan yang berlangsung 26-27 Juli 2024 itu diisi instruktur parfum bersertifikat Internasional, William Sicher Wijaya.
“Hari pertama ini kita belajar untuk melakukan yang namanya smelling. Jadi, (pembelajaran) parfum itu yang paling awal, yang paling basic itu kita smelling,” kata William saat diwawancarai di sela-sela kegiatan hari pertama, Jumat (26/7/2024).
Para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Provinsi Aceh mendapatkan banyak pengetahuan tentang pembuatan parfum. Salah satunya, tentang cara mencium dan membedakan aroma utama atau tunggal (single note).
William menjelaskan single note terdiri dari beberapa family yang biasa dijadikan bahan dasar dalam pembuatan parfum. Di antaranya seperti citrus, fruity, woody, floral, fixative, amber, green, leathery, spice dan powdery.
“Smelling itu berjalan secara perfumery. Mulai dari penentuan top, middle, base. Kemudian, ada beberapa notes yang keluar dari top-middle-base seperti modifier, accessories. Selain itu, kita juga belajar mengategorikan parfum berdasarkan family-nya,” tutur William.
Selanjutnya, para peserta diarahkan untuk “mengawinkan” aroma dari family yang berbeda untuk menghasilkan parfum beraroma menarik sesuai keinginan. Penyampuran bahan-bahan dasar itu nantinya akan menghasilkan accord tertentu.
Dalam kegiatan pendampingan bertajuk “Scent Crafting Journey”, AMANAH menggunakan minyak nilam (patchouli oil) sebagai salah satu elemen pada accord. Sehingga, William mendorong para peserta berkreasi membuat parfum menggunakan bahan tersebut.
“Jadi, centering-nya adalah patchouli tapi kita akan membuat patchouli ini menarik jadi bukan hanya sekadar bau minyak atsiri (minyak murni) tapi kita modifikasi supaya lebih menarik,” ujarnya optimistis dengan potensi minyak nilam sebagai produk unggulan di Aceh.
Kegiatan pelatihan itu berlangsung secara interaktif dan dinamis karena para peserta ikut mengeluarkan ide-ide kreatif mereka. Sebanyak 25 peserta yang dibagi dalam lima kelompok itu nantinya akan membuat formula parfum untuk dijadikan produk bernilai jual.
Salah seorang peserta asal Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Sayed Hanifuddin mengaku mendapatkan banyak pelajaran yang bermanfaat dari kegiatan tersebut. Ia meyakini ilmu yang diperoleh akan membantu peserta untuk mengembangkan produk parfum berkualitas.
“Kami lebih mengetahui bagaimana yang namanya aroma kelas-kelas parfum, ada base note, middle note dan top note. Untuk kami membuat parfum ini kami sudah paham bagaimana menentukan raw materialnya, bagaimana menentukan top-middle-base note-nya,” tuturnya.
Pada hari kedua Kelas Anggota Creative Nilam pada Sabtu (27/7/2024), para peserta akan membuat formula parfum dari accord yang ditentukan pada hari pertama. Formula tersebut selanjutnya akan dijadikan produk parfum yang layak dipasarkan.