Jumat 26 Sep 2025 08:23 WIB

Menyaksikan Masjid Peninggalan Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga

Masjid Huaisheng dinilai menjadi gambaran autentik tentang praktik kehidupan beragama

Masjid Huaisheng menampilkan corak khas China dalam khazanah arsitektur Islam.
Foto: dok wiki
Masjid Huaisheng menampilkan corak khas China dalam khazanah arsitektur Islam.

REPUBLIKA.CO.ID,GUANGZHOU — Sebuah masjid bersejarah tampak di tengah gedung pencakar langit modern di kota metropolitan Guangzhou, China. Masjid tersebut menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban Islam di negeri tirai bambu.

Masjid Huaisheng, yang dipercaya berusia 1.400 tahun, tidak hanya menjadi tempat ibadah. Masjid ini menjadi simbol harmoni antara tradisi dan kemajuan yang telah mengakar dalam masyarakat China selama lebih dari satu milenium.

Baca Juga

Kompleks bersejarah ini terdiri atas dua bangunan masjid yang satu sama lainsaling melengkapi. Masjid utama yang dibangun pada abad ke-7 Masehi itu berdampingan dengan masjid baru yang dibangun untuk menampung jamaah yang terus bertambah.

Ketika waktu sholat tiba, suara azan yang dikumandangkan oleh muazin dari menara mercusuar masjid utama menggema ke seluruh penjuru kota, memanggil jamaah dari beragam latar belakang etnis.

Di masjid baru yang lebih luas, barisan shaf tertata rapi dengan jamaah yang terdiri dari Muslim Hui lokal, pedagang Arab, mahasiswa dari berbagai negara, dan wisatawan Muslim yang sedang berkunjung ke negeri itu.

Keberadaan kompleks masjid ini menjadi tujuan penting Delegasi Indonesia dalam program kunjungan kerja ke China yang dilaksanakan pada 22 hingga 26 September 2025.

Delegasi yang terdiri dari empat orang ini memiliki kesamaan unik, di mana tiga di antaranya pernah menempuh pendidikan sarjana di perguruan tingi di China, memberikan perspektif mendalam dalam memahami dinamika budaya dan peradaban Islam di negara tersebut.

photo
Pintu masuk area makam sahabat sekaligus Paman Nabi Muhammad SAW, Sa’ad bin Abi Waqqash yang berada di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China. - (Qommarria Rostanti / Republika)

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement