Ahad 28 Jul 2024 17:09 WIB

Tertekan Harga Minyak Global, Peneliti sebut Harga Pertamax Series Layak Naik

Harga Pertamax series Pertamina saat ini jauh lebih murah dibandingkan SPBU swasta.

Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyatakan sudah saatnya harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamina seperti Pertamax series dinaikkan.
Foto: dok Pertamina Patra Niaga
Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyatakan sudah saatnya harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamina seperti Pertamax series dinaikkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyatakan sudah saatnya harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamina seperti Pertamax series dinaikkan. Menurut dia, sudah lama BUMN tersebut menahan harga Pertamax series, meski tekanan harga minyak dunia tinggi akibat konflik Timur Tengah, padahal di sisi lain SPBU swasta sudah beberapa kali menaikkan harga BBM.

Selain itu, lanjut dia, melalui sambungan telepon di Jakarta, Ahad (28/7/2024), kondisi saat ini juga masih berat, termasuk nilai tukar yang berada pada kisaran Rp 1.000 per dolar AS.

Baca Juga

"Kurs sudah bergerak sekitar 5 persen makanya Pertamina layak menaikkan harga BBM nonsubsidi. Yang penting kenaikan tersebut tidak memberatkan masyarakat," katanya.

Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut.

"Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM," katanya.

Sebelumnya Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax dan sejenisnya memang mengikuti pergerakan harga di pasar, oleh karena itu perusahaan bisa menyesuaikan lebih fleksibel.

Seperti diketahui, harga Pertamax dan sejenisnya tidak berubah sejak Februari 2024 meski harga minyak dunia mengalami kenaikan. Saat ini, harga jual Pertamax series jauh di bawah BBM SPBU swasta, seperti Shell, Vivo dan BP.

Untuk RON 92, pada Juli 2024, Pertamina menjual Pertamax Rp 12.950 per liter. Sedangkan Super Shell Rp 13.810 per liter, Revvo 92 (produk Vivo) Rp 13.600 per liter, dan BP 92 Rp 13.450 per liter.

Sedangkan RON 95, harga jual BBM Pertamina (Pertamax Green) adalah Rp 13.900 per liter. Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Shell V Power) dan BP Ultimate (produk BP), masing-masing Rp 14.700 per liter. Begitu juga dengan Revvo 95 (dari Vivo) yang dijual Rp 14.700 per liter.

Sementara untuk RON 98, Pertamax Turbo dijual Rp 14.400 per liter. Harga tersebut jauh di bawah produk Shell, yaitu V Power Nitro yang dijual Rp 14.930 per liter.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement