Selasa 30 Jul 2024 17:59 WIB

Kunjungi Majdal Shams, Netanyahu Disambut Demo Etnis Druze dan Diteriaki 'Pembunuh'

Israel salahkan Hizbullah atas serangan roket di Majdal Shams Dataran Tinggi Golan.

Anggota minoritas Druze memprotes kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke desa Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, Senin, 29 Juli 2024.
Foto: Foto AP/Leo Correa
Anggota minoritas Druze memprotes kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke desa Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, Senin, 29 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJDAL SHAMS -- Etnis Druze menyebut Benjamin Netanyahu sebagai pembunuh dalam aksi protes terhadap kunjungan kepala otoritas Israel tersebut ke kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki Israel. Melalui klip video yang dibagikan di platform media sosial, terdengar para pengunjuk rasa di komunitas Druze di kota itu menyebut Netanyahu sebagai pembunuh sesampainya dia di kota tersebut pada Senin (29/7/2024) untuk menyampaikan belasungkawa atas tewasnya 12 orang dalam serangan rudal pada Sabtu (27/7/2024).

"Orang ini (Netanyahu) tidak akan masuk ke sini," kata seorang pengunjuk rasa.

Baca Juga

Netanyahu, yang didampingi oleh kepala dinas keamanan dalam negeri Shin Bet, Ronen Bar, meletakkan karangan bunga di taman bermain tempat serangan mematikan itu terjadi, demikian dilaporkan lembaga penyiaran publik Israel KAK.

Israel menyalahkan Hizbullah atas serangan itu sedangkan kelompok Lebanon membantah bertanggung jawab. Netanyahu telah bersumpah bahwa Hizbullah akan membayar "harga yang mahal" atas serangan rudal tersebut.

Ketegangan antara kelompok Hizbullah dan Israel meningkat setelah serangan rudal di Kota Majdal Shams, yang dihuni suku Druze, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, pada Sabtu (27/7/2024). Menurut Radio Angkatan Darat Israel, militer Israel telah merumuskan skenario untuk kemungkinan serangan terhadap Hizbullah dan sedang membahas rencana tersebut secara politis guna menilai situasi.

Kekhawatiran meningkat tentang perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah saling serang lintas perbatasan antara kedua belah pihak. Eskalasi itu terjadi di tengah serangan mematikan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.300 orang sejak Oktober lalu, menyusul serangan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement