Rabu 31 Jul 2024 08:35 WIB

Ini Penjelasan Iptu Rudiana Soal Polisi Narkoba Tapi Amankan Pelaku: Saya Orang Tua Korban

Rudiana membenarkan bahwa dirinya bertugas di Satres Narkoba

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Iptu Rudiana, ayah kandung dari Muhammad Rizky atau Eky, tiba-tiba muncul saat Hotman Paris hendak melakukan konferensi pers di Keraton Kacirebonan, Selasa (30/7/2024) sore.
Foto: Dok Republika
Iptu Rudiana, ayah kandung dari Muhammad Rizky atau Eky, tiba-tiba muncul saat Hotman Paris hendak melakukan konferensi pers di Keraton Kacirebonan, Selasa (30/7/2024) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Iptu Rudiana, ayah kandung dari Muhammad Rizky atau Eky, mengaku mengamankan para pelaku yang menyebabkan kematian anaknya, Eky dan temannya, Vina, di Cirebon, pada 2016 silam. Karena, didorong oleh perasaannya sebagai orang tua korban.

Hal itu disampaikan Rudiana, yang ikut hadir saat Hotman Paris, selaku kuasa hukum keluarga Vina, mengadakan konferensi pers di Keraton Kacirebonan, Kota Cirebon, Selasa (30/7/2024) sore.

Baca Juga

Dalam kesempatan itu, Hotman menanyakan alasan Rudiana menangkap para pelaku. Padahal, Rudiana bertugas di bagian Narkoba. ‘’Tolong jawab apa adanya. Bapak bagian narkoba, tapi kenapa bapak yang menangkap pelaku?,’’ tanya Hotman.

Rudiana kemudian membenarkan bahwa dirinya bertugas di Satres Narkoba, saat anaknya Eky, meninggal dunia bersama Vina pada 2016 silam.

‘’Saya adalah orang tua dari korban, yang mana saya punya kewajiban untuk menjaga hak hidup dari pada anak saya. Dan ketika terjadi hal seperti itu, anak saya meninggal, dengan keadaan yang memang perlu mungkin saya ambil langkah untuk mencari penyebab meninggalnya. Karena luka-lukanya yang saya lihat seperti ada hal-hal atau mungkin ada perbuatan lain, sehingga hati saya terketuk sebagai orang tua untuk mencari penyebabnya,’’ papar Rudiana.

Rudiana mengatakan, bersama tiga orang rekannya, dia kemudian menelusuri lokasi dan mencari CCTV. Setelah itu, dia melihat Aep dan Dede sedang  nongkrong di depan cuci mobil. ‘’Kita samperin. Semua orang yang ada di situ kita tanya, cuma Aep dan Dede lah yang memberi informasi,’’ kata Rudiana.

Rudiana mengaku sebelumnya tidak mengenal Aep maupun Dede. Baru saat itulah, dia bertemu dengan keduanya.

Menurut Rudiana, Aep memberi tahunya bahwa dia melihat peristiwa yang terjadi pada 27 Agustus 2016 dan hafal dengan pelakunya. Saat itu, dia bertukar nomor handphone dengan Aep sekitar pukul 14.00 WIB.

Selanjutnya, kata Rudiana, sekitar pukul 16.00 WIB, Aep meneleponnya dan memberi tahu bahwa orang-orang yang terlibat keributan pada malam minggu sedang berkumpul di depan SMP 11.

 Rudiana kemudian datang ke lokasi yang disebutkan oleh Aep dan menemukan sejumlah pemuda. Dia mengaku selanjutnya mengajak para pemuda itu, yang kini menjadi terpidana, untuk ikut ke kantor polisi secara baik-baik. Setelah tiba di kantor polisi, selang beberapa menit kemudian, para terpidana mengakui kalau mereka yang melakukannya.

Mendengar penjelasan Rudiana, Hotman langsung mengajukan pertanyaan. ‘’Bagaimana orang baru ditanya, langsung mengaku?,’’ kata Hotman.

‘’Tentunya ada upaya-upaya kami,’’ kata Rudiana.

‘’Apa benar disiksa?,’’ tanya Hotman.

‘’Tidak ada. Saat saya nyerahkan ke Reskrim, posisi masih utuh dan kami foto, ada dokumentasinya,’’ kata Rudiana.

‘’Para pelaku ini apa benar disiksa makanya mau mengaku?,’’ lanjut Hotman.

‘’Tidak ada. Mukanya utuh, tidak ada penganiayaan,’’ jawab Rudiana.

Sementara itu, ketika ditanyakan kembali oleh wartawan mengenai tindakan Rudiana yang disebut ikut menangkap para pelaku, Rudiana pun berkilah. ‘’Saya gak nangkap, saya hanya mengamankan aja. Beda ya, nangkap dan mengamankan. (Soal ikut menganiaya?) Tidak ada,’’ kata Rudiana. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement