REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Cuaca ekstrem pada dasarnya jarang terjadi. Namun, perubahan iklim yang sangat cepat telah menimbulkan badai yang ganas, gelombang panas yang membakar, dan hawa dingin yang menggigit.
Kondisi iklim berubah dengan cepat akibat pembakaran bahan bakar fosil. Dikutip dari laman The Conversation, Kamis (1/8/2024), para ilmuwan mendefinisikan iklim sebagai distribusi peristiwa cuaca yang mungkin terjadi yang diamati dalam jangka waktu tertentu, seperti kisaran suhu, jumlah curah hujan, atau jumlah jam sinar matahari. Dari sini mereka membuat ukuran statistik, seperti suhu rata-rata (atau normal).
Cuaca bervariasi dalam beberapa rentang waktu dari beberapa detik hingga beberapa dekade, sehingga semakin lama periode analisis iklim, semakin akurat analisis ini menangkap berbagai kemungkinan konfigurasi atmosfer yang tak terbatas.
Biasanya, para ahli meteorologi dan ilmuwan iklim menggunakan periode 30 tahun untuk merepresentasikan iklim, yang diperbarui setiap sepuluh tahun. Periode iklim terbaru adalah 1991-2020. Perbedaan antara setiap periode iklim 30 tahun yang berurutan berfungsi sebagai catatan yang sangat harfiah tentang perubahan iklim.