Sabtu 03 Aug 2024 21:52 WIB

Pilot Susi Air yang Disandera OPM akan Segera Dibebaskan

Egianus Kogeya meminta seluruh mediator datang ke Nduga membicarakan pembebasan.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Israr Itah
Pilot Susi Air Philip Mark Marthens (ilustrasi).
Foto: dok. TPNPB-OPM
Pilot Susi Air Philip Mark Marthens (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali menyampaikan kabar tentang nasib sandera mereka pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Marthens. TPNPB-OPM menyatakan bersedia membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.

Hal tersebut disampaikan pemimpin kelompok bersenjata Papua Merdeka, Egianus Kogeya di Nduga, Papua Pegunungan, lewat siaean pers videonya kepada Republika, Sabtu (3/8/2024). Egianus mengatakan, pembebasan Kapten Philip tersebut rencananya akan dilakukan segara.

Baca Juga

Ia meminta tokoh-tokoh gereja dan kelompok masyarakat yang selama ini menjadi mediator pembebasan Kapten Philip, datang ke Nduga untuk membicarakan niat baik pemulangan sandera itu.

“Kami bicara kemanusian tentang pilot. Saya pesan, untuk tokoh-tokoh gereja, maupun tokoh-tokoh semua, dan masyarakat, saya minta yang mau bicara dengan pilot, datang ke lapangan, berhadapan dengan saya,” kata Egianus.

Ia menegaskan, tak ada yang berhak membicarakan soal nasib Kapten Philip selain pihaknya. Sebab itu, Egianus juga menegaskan, pihak-pihak dari kelompok bersenjata Papua Merdeka yang berada di Bumi Papua untuk tak mencoba mengatasnamakan dirinya dalam pembicaraan tentang pembebasan Kapten Philip.

Egianus juga meminta, agar pihak TNI tak coba-coba melakukan intimidasi, serta mengajak bicara pihak yang salah dalam usaha membebaskan Kapten Philip.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom kepada Republika menerangkan, internalnya sudah membahas tentang nasib pilot Susi Air tersebut pada Sabtu (3/8/2024). Dari pembicaraan tersebut, Egianus Kogeya setuju untuk membebaskan Kapten Philip.

“Kami sudah berbicara, dan akan membebaskan pilot (Kapten Philip). Saya, juga sudah memberikan saran, dan briefing, tentang untung rugi pilot ini kami tahan, dan semuanya, mereka (kelompok Egianus Kogeya) mengerti, dan menyetujui membebaskan pilot,” ujar Sebby.

Kata Sebby, selanjutnya pihaknya meminta agar TNI maupun pemerintah Indonesia, serta tokoh-tokoh mediator yang menjadi perpanjangan komunikasi dengan TPNPB-OPM untuk hanya berbicara dengan Egianus Kogeya dalam rencana pembebasan Kapten Philip. “Mulai dari tanggal ini (3/8/2024), kami butuh waktu satu, atau dua bulan, untuk membebaskan pilot,” begitu ujar Sebby.

Kapten Philip Mark Marthens sudah lebih dari satu setengah tahun dalam panyendraan kelompok OPM di Nduga, yang dikuasai Egianus Kogeya. Kelompok tersebut, menyandera Kapten Philip sejak Februari 2023 lalu. Sejumlah negosiasi sempat dilakukan untuk membebaskan pilot asal Selandia Baru itu. Bahkan sejumlah operasi militer juga dilakukan oleh TNI dalam misi pembebasan. Namun operasi militer tersebut berujung pada pertempuran bersenjata yang membawa gugur belasan pasukan TNI, maupun dari kelompok Egianus Kogeya.

Bahkan misi-misi militer dalam usaha membebaskan Kapten Philip tersebut, juga berujung pada banyaknya korban sipil. Sejumlah tokoh-tokoh masyarakat, dan tokoh-tokoh gereja diandalkan untuk memediasi pembebasan pilot tersebut. Akan tetapi, tarik ulur komunikasi, hingga kini juga tak ada jalan terang untuk pembebasan Kapten Philip. Pernyataan Egianus Kogeya, dan Jubir TPNPB-OPM kali ini, diharapkan dapat merealisasikan membebaskan Kapten Philip dari penyanderaan yang sudah berlangsung lama.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement