Senin 05 Aug 2024 09:37 WIB

Ketakutan Diserang Iran, Bunker Miliaran Shekel Disiapkan untuk Netanyahu Ngumpet

Bunker tersebut sudah dibangun hampir 20 tahun yang lalu.

Red: A.Syalaby Ichsan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.
Foto: EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Meningkatnya eskalasi terkait pembalasan pembunuhan mantan perdana menteri Palestina Ismail Haniyeh membuat ketakutan menyebar di kalangan militer Israel. Untuk mengantisipasi serangan Iran, Times of Israel melaporkan, sebuah bunker bawah tanah di Yerusalem di mana para pemimpin senior dapat tinggal untuk waktu yang lama selama perang telah dipersiapkan oleh dinas keamanan Shin Bet.

Bunker tersebut dilaporkan telah beroperasi penuh, demikian laporan situs berita Walla pada Ahad (4/8/2024), di tengah ketakutan akan adanya serangan dari Iran. Bunker tersebut, yang dilaporkan dibangun hampir 20 tahun yang lalu, dapat menahan serangan dari berbagai persenjataan yang ada. Bunker itu memiliki kemampuan komando dan kontrol, serta terhubung dengan markas besar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, kata laporan itu yang dikutip Republika di Jakarta, Senin (5/8/2024).

Baca Juga

Bunker, yang juga dikenal sebagai Pusat Manajemen Nasional, belum pernah digunakan dalam sepuluh bulan terakhir perang Israel di Gaza. Bunker ini pun telah dipersiapkan untuk digunakan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh senior lainnya ketika Israel bersiap-siap menghadapi kemungkinan serangan dari Iran dan Hizbullah di tengah-tengah ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.

photo
foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Angkatan Darat Iran menunjukkan pasukan Angkatan Darat Iran selama latihan militer di pantai Makran, Teluk Oman, dekat Selat Hormuz, selatan Iran, 30 Desember 2022. - ( EPA-EFE/IRANIAN ARMY OFFICE / HANDOUT BEST Q)

Pembunuhan terhadap pimpinan kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh, telah membawa eskalasi baru di timur tengah. Iran dan Hizbullah mengungkap Israel menjadi dalang dari pembunuhan tersebut.  Pembunuhannya terjadi hanya beberapa jam setelah serangan yang diklaim oleh Israel menewaskan kepala militer Hizbullah, Fuad Shukr, pada Selasa malam di dekat Beirut. Israel telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr, namun belum memberikan komentar resmi mengenai Haniyeh.