Senin 05 Aug 2024 21:49 WIB

Dividen BUMN Jauh Lampaui PMN, Ekonom: Ciptakan Nilai Tambah Ekonomi

Dampak krisis global dan perlambatan pertumbuhan kredit perlu menjadi perhatian.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Logo Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Foto: ANTARA /Aprillio Akbar
Logo Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN menunjukan keberhasilannya dengan meningkatkan setoran dividen BUMN kepada pemerintah. Kontribusi dividen BUMN selama 2020-2024 mencapai Rp 279,7 triliun atau melebihi lima tahun periode sebelumnya.

Besaran setoran dividen tersebut juga lebih tinggi dari penyertaan modal negara (PMN) tunai ke BUMN periode 2020-2024, yang tercatat Rp 217,9 triliun. Erick mengatakan, tadinya PMN itu sangat bergantung dari utang negara kepada luar negeri.

Baca Juga

"Tetapi hari ini kita bisa yakinkan bersama-sama ini menjadi sebuah sustainability atau keberlanjutan ketika dividen bisa membiayai PMN itu sendiri," ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada pertengahan Juli lalu.

Menanggapi hal ini, Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan, capaian ini patut diapresiasi di tengah badai yang menghantam BUMN.

"Capaian ini patut diapresiasi. Beban BUMN secara konsolidasi akan menurun dan bisa menciptakan nilai tambah bagi BUMN secara keseluruhan," ujarnya kepada Republika, Senin (5/8/2024).

Adapun yang harus menjadi perhatian adalah dampak krisis global dan perlambatan pertumbuhan kredit. Pasalnya, kondisi tersebut akan berpengaruh pada sektor keuangan dan permodalan BUMN. "Maka akan menjadi PR jika perusahaan bank pelat merah terkena dampak dari krisis global dan perlambatan pertumbuhan kredit. Maka BUMN lain harus secepatnya pulih, BUMN karya dan BUMN farmasi terutama," harapnya.

 

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam menjelaskan untuk tetap dapat memastikan tren positif setoran dividen itu terjaga, maka diperlukan sejumlah langkah. Pertama, penguatan efektivitas pengawasan dan pengendalian PMN, sehingga semakin memberi dampak optimal ke kinerja keuangan BUMN yang akan meningkatkan laba dan setoran dividen ke pemerintah.

Ia memahami PMN banyak dialokasikan untuk penugasan negara, seperti listrik masuk desa, jalan tol, hingga kredit usaha rakyat (KUR)."Meskipun PMN selama ini bersifat penugasan, sebagian mengandung misi sosial ekonomi yang besar, tetap ada yang sebagian untuk mendukung ekspansi kinerja. Efektivitas PMN akan memastikan dampaknya signifikan ke peningkatan kinerja keuangan, ke laba, dan ujungnya dividen bisa terus naik," kata mantan Ketua Hipmi Jawa Timur tersebut.

Kedua, lanjutnya, terus memperkuat manajemen risiko terhadap segala kegiatan bisnis dan operasional BUMN. Dengan demikian, BUMN dapat memitigasi risiko bisnis agar tidak menggerus keuangan perusahaan.

"Manajemen risiko yang baik akan memastikan BUMN mampu melakukan mitigasi terkait potensi-potensi yang dapat berdampak negatif ke operasional dan bisnis perusahaan. Sehingga, kinerja keuangan terjaga dengan baik, laba meningkat, dan ruang untuk meningkatkan dividen ke negara bisa semakin luas," paparnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement