Rabu 07 Aug 2024 05:05 WIB

Cerdasnya Nabi Yusuf, Lahan Pertanian Tetap Produktif pada Masa Kekeringan

Yusuf membangun manajemen air dan gudang besar untuk menyimpan makanan.

Jejak Nabi Yusuf AS (ilustrasi)
Foto: republika
Jejak Nabi Yusuf AS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia masih belum kembali menjadi negeri yang mampu berswasembada beras. Bangsa ini sedang berjuang keras keluar dari jebakan impor beras dalam tiga tahun terakhir. 

Pemerintah berupaya melakukan optimalisasi lahan agar sawah yang semula panen sekali setahun menjadi dua kali lewat inovasi sistem pengairan seperti pompanisasi. Tujuannya, agar sawah agar tetap berproduksi di musim kemarau.

Baca Juga

Upaya menghidupkan produktivitas lahan untuk pertanian mengingatkan pada Kisah Nabi Yusuf pada masa silam. Hal ini terjadi berkat manajemen atau pengaturan air pada zaman Mesir kuno.

Peneliti Kementerian Pertanian Lady Hafidaty R.K., S.Si, M.Si dan Peneliti di BRIN Dr. Destika Cahyana lewat artikelnya bertajuk Keluar dari Jebakan Impor Pangan dengan Meneladani Nabi Yusuf yang diterbitkan Antara, mengungkapkan, air diatur sedemikian rupa untuk menghidupkan lahan gurun menjadi sangat subur, seperti yang kemudian dikenal sebagai Kota Al-Fayyūm, yang menjadi sentra pertanian.

Al-Fayyūm merupakan daerah di hulu Mesir, yang terletak di depresi besar Gurun Barat di barat daya Kairo. Air dari Sungai Nil disalurkan ke dalam Danau Qarun (jarak Sungai Nil dengan Danau Qorun sekitar 100 km) melalui Kanal Yusuf (Joseph Canal’s) mengikuti saluran kuno ke Fayyūm yang bercabang-cabang untuk menyediakan air irigasi.

Nabi Yusuf juga membangun kincir air untuk menaikkan air dari danau ke lahan Al-Fayyūm yang posisinya lebih tinggi di hulu Mesir. Manajemen air melalui teknologi kincir air pada masa tersebut menjadi kunci guna menghidupkan lahan agar berproduksi sepanjang tahun.

Berkat air, selama tujuh tahun Yusuf memanen gandum dan menyimpannya untuk persediaan tujuh tahun paceklik berikutnya. Dengan cara itu, Yusuf membawa Bangsa Mesir selamat dari bencana kekeringan, kelaparan, dan kekacauan akibat krisis pangan.

 

Atasi kekeringan.. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement