Kamis 08 Aug 2024 19:22 WIB

Bicara Pangan, Megawati Berpesan: Tanah Subur Jangan Jadi Gedung

Alokasi pertanahan untuk tanah subur seharusnya tidak boleh dikonversi.

Rep: Antara/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekarnoputri.
Foto: Republika.co.id
Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekarnoputri mengingatkan para periset yang tergabung di Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) untuk memberikan  perhatian atas fenomena perubahan iklim serta situasi di sejumlah negara, yang bisa mengganggu kemandirian pangan Indonesia.

Megawati menekankan, perlunya antisipasi kondisi di sejumlah negara yang sedang bergejolak saat ini. Belum lagi, sambung dia, nilai kurs yang juga tidak stabil serta dampak perubahan iklim yang berpengaruh terhadap penyediaan pangan untuk Indonesia.

Megawati juga menjawab soal rekor impor beras di Indonesia, dan darurat alih fungsi lahan meski sawah subur, malah berubah menjadi gedung. "Alokasi pertanahan untuk tanah subur seharusnya tidak boleh dikonversi. Ini sebaiknya ditata," pinta Megawati saat berdialog dengan perwakilan BRIDA se-Indonesia di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/8/2024).

Megawati menegaskan, potensi daerah, khususnya di sektor pangan harus diperhatikan. Dia ingin para periset bisa meningkatkan ketahanan pangan di daerah masing-masing. "Ada potensinya atau tidak di daerahmu, kalau nanti terjadi kekurangan pangan lalu mencari pangannya ke mana?"

Megawati juga menjelaskan, BRIDA dibentuk untuk menyelaraskan supaya dapat memetakan potensi daerah yang bisa dikembangkan dengan baik. "Jadi, yang pertama saya minta adalah tolong lihat betul apa sih potensi daerahmu," ujar Megawati kepada para periset BRIDA.

Sekali lagi, Megawati mengingatkan periset untuk tidak sekadar mengeluhkan dana riset, tapi juga memberi komitmen untuk hasil riset yang bermanfaat. Terkait angggaran riset, kata dia, aspirasi itu tetap ditampung, meski lebih tepat untuk dikomunikasikan ke kepala daerah setempat dan Kementerian Dalam Negeri.

"Kalian supaya tahu jadi jangan asal mau ketemu Ibu Mega membahas soal anggaran karena soal anggaran ada alurnya. Bukan BRIN yang memutuskan," kata ketua umum DPP PDIP tersebut.

Presiden ke-5 RI tersebut juga mengajak periset BRIDA agar memetakan dan menyampaikan seluruh potensi di daerah. "Sampaikan potensi daerah dan mari kita bahas bersama," ujar Megawati.

Wakil Kepala BRIN Laksdya (Purn) Amarulla Octavian, menjadi moderator dalam dialog. Di acara itu, Megawati didampingi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Wakil Ketua Dewan Pengarah BRIN Bambang Kesowo dan jajaran serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement