REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM - Beragam spekulasi rencana serangan balasan Iran terhadap Israel, terus menggelinding.
Di awal pekan lalu, The Wall Street Journal melaporkan Iran tengah mempersiapkan serangan terhadap Israel dalam hitungan hari. WSJ melaporkan potensi gempuran Iran dengan mengamati pergerakan sistem rudal. Hal itu dinilai sebagai indikasi serangan bisa dilakukan pada bulan Agustus ini.
Spekulasi rentang waktu gempuran balasan disinyalir bisa berlangsung antara tiga sampai empat hari.
Iran juga telah mengeluarkan NOTAM atau pemberitahuan kepada penerbangan, terkait larangan terbang pesawat sipil di wilayah udara negara itu sampai 14 Agustus mendatang.
Namun alasannya hanya untuk latihan tembak, bukan spesifik mengungkap rencana serangan balasan terhadap Israel. NOTAM dari Iran itu dirilis layanan NOTAM Internet Pertahanan Amerika, Sabtu malam.
Perintah larangan terbang mencakup wilayah OID29 Teheran. Latihan menembak, sebagaimana laporan NOTAM, berlangsung dari 11-14 Agustus 2024, antara pukul 04.30 hingga 14.30 UTC setiap hari.
Diwartakan Iran International, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, Ahmad Bakhshayesh Ardestani mengatakan serangan udara Iran terhadap Israel bisa berlangsung tiga hingga empat hari. “Operasi udara Iran terhadap Israel bisa berlangsung tiga hingga empat hari,” ujar Ardestani, Sabtu malam lalu.
Menurut laporan Jerusalem Post, pada Minggu (11/8/2024), Iran juga telah bersiap menghadapi konsekuensi serangan balasan dari Israel dan sekutunya.
NOTAM sebelumnya dikeluarkan pernah Iran tertanggal 5 Agustus, yang memperingatkan pesawat ihwal bahaya dalam perjalanan menuju bagian tengah, barat, dan barat laut negara Iran.
Sebelumnya, Penasihat politik senior untuk pemimpin Iran, Laksamana Muda Ali Shamkhani, juga mengunggah pesan di X pada Sabtu (10/8/2024). Unggahan itu berisi kecaman Iran atas pengeboman sekolah Al Tabi'in di Gaza yang mengakibatkan ratusan warga Palestina syahid.
Shamkhani menegaskan rencana Iran menyerang Israel tetap sesuai rencana sebelumnya. Menurut Iran Front Page, Shamkhani mengatakan Iran telah melalui proses hukum, diplomatik, dan media untuk menempuh operasi militer serangan balasan.
Yan Andri