Kamis 15 Aug 2024 12:28 WIB

Undip Masih Bungkam Soal Dokter Muda PPDS Anastesi yang Diduga Bunuh Diri karena Bullying

Dokter PPDS Undip diduga bunuh diri karena jadi korban bullying seniornya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Qommarria Rostanti
Bunuh diri (ilustrasi). Dokter muda PPDS anastesi Undip diduga bunuh diri karena menjadi korban bullying seniornya.
Foto: Republika/Mardiah
Bunuh diri (ilustrasi). Dokter muda PPDS anastesi Undip diduga bunuh diri karena menjadi korban bullying seniornya.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Universitas Diponegoro (Undip) masih belum merilis pernyataan atau keterangan perihal peserta didiknya yang diduga bunuh diri saat tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.Kariadi, Semarang, Jawa Tengah. Dokter dengan inisial ARL itu diduga mengakhiri hidupnya karena menghadapi perundungan dari seniornya di RS tersebut.

Republika menyambangi Fakultas Kedokteran (FK) Undip pada Kamis (15/8/2024) pagi untuk menemui manajemen atau pihak humas. Namun petugas keamanan yang ditemui di lokasi mengungkapkan bahwa manajemen FK Undip meminta agar pertanyaan mengenai kasus bunuh diri ARL ditanyakan langsung ke pihak humas universitas.

Baca Juga

Ketika menyambangi gedung Rektorat Undip, seorang staf yang ditemui di lokasi mengungkapkan bahwa Rektor Undip Suharnomo sedang melangsungkan rapat dengan Manajer Layanan Terpadu dan Humas Undip Utami Setyowati dan Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko. Staf tersebut mengungkapkan bahwa mereka tengah membahas kasus bunuh diri ARL. "Dari pagi tadi jam 9-an (rapatnya). Mungkin masih banyak yang didiskusikan," ucapnya.

Menurut staf tersebut, Undip akan menerbitkan keterangan pers menanggapi kasus bunuh diri ARL. "Biasanya nanti siaran pers di-share di grup media," ujarnya.