REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif CESS (Center for Energy Security Studies) Ali Ahmudi Achyak mendukung upaya PT PLN (Persero) memanfaatkan tiang listrik sebagai media Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU). Targetnya pada 2024 PLN membangun SPKLU berbasis tiang sebanyak 2.000 unit. Ini untuk kendaraan listrik roda empat.
Ia menilai dalam kacamata umum ini bagian dari ekosistem transisi energi. Tentunya prosesnya harus disertai inovasi dan kreativitas. Sehingga pada praktiknya barang atau jasa yang disediakan memberikan layanan yang layak dan memudahkan masyarakat.
"Salah satu inovasi dan kreativitas dari PLN adalah progran pengembangan SPKLU berbasis tiang listrik. Menurut saya, program itu sangat bagus, murah, langsung menjangkau masyarakat dan tak membutuhkan lahan khusus sehingga bisa lebih efektif dan efisien," kata Ali Ahmudi, kepada Republika, ditulis pada Kamis (15/8/2024).
Ia melanjutkan, hal yang perlu diperhatikan adalah aspek kehandalan dan keamanan. Baik itu terkait instalasi SPKLU, maupun kenyamanan masyarakat pengguna. Juga baterai yang di-charge di lokasi tersebut.
Menurut keterangan PLN, pada tahap awal, SPKLU tiang akan diprioritaskan di kota-kota besar yang memiliki populasi tinggi terhadap mobil listrik dengan rencana rincian lokasi sebagai berikut: Sumatra 410 unit, Jawa 1.040 unit, Bali 80 unit, Kalimantan 230 unit, Sulawesi 120 unit, Maluku 30 unit, Nusa Tenggara 60 unit, dan Papua 30 unit. SPKLU tiang ini akan dioperasikan secara mandiri oleh pengguna melalui layanan yang telah terintegrasi dengan aplikasi PLN Mobile pada menu EV. Sehingga, untuk mengetahui lokasi charging station terdekat termasuk SPKLU Tiang dapat m
Sudah ada tiga prototipe SPKLU PLN EYE yang terpasang dan telah beroperasi di Jakarta. Sebarannya yakni, dua di Kantor PLN KS Tubun Jakarta Barat, dan satu di Sekolah Dasar (SD) Yasporbi Bidakara, Jakarta Selatan. Republika.co.id melihat langsung SPKLU berbasis tiang di SD Yasporbi.
Letaknya di kompleks perumahan Bank Indonesia, Pancoran, Jakarta Selatan. Agak jauh dari jalanan umum. Tepat di SPKLU itu, terdapat area untuk parkir mobil.
Sebelumnya, dalam keterangan resmi PT PLN (Persero), BUMN tersebut melakukan berbagai terobosan dalam mendukung akselerasi ekosistem kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di tanah air. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, inovasi SPKLU tiang ini merupakan bentuk keseriusan mereka guna menunjang infrastruktur ekosistem EV.
Pasalnya, saat ini kendaraan listrik tengah menjadi primadona di kalangan masyarakat karena hemat dari segi biaya perawatan dan pengisian daya serta kemampuan mengurangi emisi karbon secara signifikan. "Kami sangat serius untuk mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik karena terbukti lebih irit bagi masyarakat dan mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan, sehingga target Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 bisa dicapai atau bahkan lebih cepat," ujar Darmawan.
PLN EYE atau SPKLU bertipe pole mounted charger merupakan inovasi menghadirkan EV Charger dengan memanfaatkan tiang listrik PLN. Keberadaan EV Charging ini diharapkan dapat menjangkau semua pengguna kendaraan listrik yang ingin mengisi ulang daya baterai kendaraannya.
Saat ini, terdapat dua tipe kapasitas SPKLU PLN EYE, yakni 7 kilo Watt (kW) dan 22 kW yang didesain PLN Enjiniring untuk Pole Mounted Charger baik yang model menempel di luar (tiang listrik beton) maupun model masuk dalam tiang (tiang besi). Selanjutnya akan dilakukan asessment dan perbaikan sehingga ke depan sudah terstandardisasi untuk seluruh SPKLU Pole Mounted Charging.
PLN terus memperbanyak ketersediaan infrastruktur charging station untuk mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di Indonesia. Hingga semester I tahun 2024, tercatat sudah tersedia 1.582 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), 9.956 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan 14.524 Home Charging yang digunakan untuk pengisian daya kendaraan listrik.
Secara total PLN telah mengoperasikan total 1.582 unit SPKLU yang tersebar di 1.131 lokasi di seluruh Indonesia atau meningkat 157 persen dibandingkan semester I tahun lalu yang hanya sebanyak 616 SPKLU. Bahkan di setiap rest area jalan tol kini sudah tersedia SPKLU.
Hingga semester I tahun 2024 jumlah penggunaan listrik SPKLU juga mengalami pertumbuhan ditandai dengan konsumsi listrik yang meningkat sebesar 229 persen menjadi lebih dari 2.438,8 megawatt hour (MWh) dari sebelumnya sebesar 741,8 MWh di semester I tahun 2023.
"Dengan pertumbuhan EV yang semakin masif, tentu saja infrastruktur pendukung juga harus tersedia. PLN tidak bisa melakukannya sendirian, sehingga kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh mitra terkait percepatan transisi energi di sektor transportasi ini," kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto.
Untuk layanan home charging, PLN telah bekerja sama dengan berbagai ATPM Mobil Listrik dan mengoperasikan aplikasi PLN Mobile agar setiap pelanggan kendaraan listrik dapat langsung mendapatkan layanan home charging. Hingga semester I tahun 2024, jumlah pelanggan home charging telah mencapai 14.524 pelanggan atau meningkat sebanyak 335 persen dibanding Semester I tahun lalu dengan total konsumsi listrik mencapai 4.264,8 MWh atau bertumbuh signifikan dibandingkan realisasi Semester 1 2023 sebesar 960,1 MWh atau meningkat sebanyak 344 persen.
PLN juga terus menambah infrastruktur untuk kendaraan motor listrik. Hingga Juni 2024, infrastruktur penukaran baterai atau SPBKLU sebanyak 2.200 unit sudah disiapkan PLN dan mitra untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
PLN juga telah membangun dan mengoperasikan SPLU yang bisa menjadi alternatif para pengguna EV roda dua sebanyak 9.956 unit tersebar di seluruh Indonesia. Lewat transfromasi digital secara end to end yang sukses dilakukan, PLN juga menyediakan layanan EV di dalam aplikasi PLN Mobile.