Sabtu 17 Aug 2024 16:02 WIB

Tim Pengabdian Masyarakat SKSG UI Gelar Diskusi Cegah Terorisme di Bali

Tim Pengabdian Masyarakat SKSG UI diskusi terbatas bertema peningkatan kapasitas untuk aksi cegah terorisme

Rep: Fuji E Permana/ Red: Partner
.
Foto: network /Fuji E Permana
.

Tim<a href= Pengabdian Masyarakat Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Jumat (2/8/2024). (Dok Istimewa)" />
Tim Pengabdian Masyarakat Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Jumat (2/8/2024). (Dok Istimewa)

JAKARTA -- Tim Pengabdian Masyarakat Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) bersama Dinas Pengembangan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jembrana Provinsi Bali mengadakan kegiatan diskusi terbatas bertema "Peningkatan Kapasitas Untuk Aksi Cegah Terorisme dan Toleransi Keberagaman."

Diskusi terbatas dilaksanakan secara hybrid. Dihadiri perwakilan Dinas Pengembangan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jembrana, Sadikin dan Ketua Tim Pengabdian Masyarakat sekaligus Wakil Direktur SKSG UI, Dr Eva Achjani Zulfa.

Narasumber diskusi, Ahli Hukum Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Imam Subandi menyampaikan, terorisme seringkali dianggap lahir dari rahim agama. Padahal agama senantiasa mengajarkan untuk berbuat baik kepada siapapun, karena setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Menurut Subandi, tindakan terorisme sebenarnya lahir dari ketidakmampuan manusia dalam menafsirkan atau memahami ajaran agama.

"Interpretasi yang salah akan menjelma menjadi perbuatan yang salah pula, tindakan terorisme tidak mempunyai hubungan dengan ajaran agama, tindakan terorisme terlahir dari nalar-nalar yang jahat, nalar-nalar yang sesat," kata Subandi.

Pendapat Subandi menepis stigma yang berkembang di masyarakat yang menganggap bahwa tindakan terorisme merupakan salah satu produk ajaran agama. Padahal tindakan terorisme tidak ada hubungannya dengan ajaran agama.

Subandi juga menyesalkan serta mengecam adanya pihak-pihak yang menggunakan agama sebagai media untuk mendoktrin seseorang melakukan tindakan terorisme.

"Pola pikir terorisme terbentuk akibat dari rangkaian faktor seperti ekonomi, politik, pendidikan dan semacamnya. Sehingga membuat mereka terjebak dalam eksklusivitas dan bisa dilakukan oleh agama apapun tanpa terkecuali bahkan ada juga terorisme tanpa dilatarbelakangi agama," ujarnya.

sumber : https://literat.republika.co.id/posts/325416/tim-pengabdian-masyarakat-sksg-ui-gelar-diskusi-cegah-terorisme-di-bali
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement