REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PTPP (Persero) Tbk masih menunggu keputusan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait rencana konsolidasi antar-BUMN karya. Direktur Strategi Korporasi dan Human Capital Management PTPP I Gede Upeksa Negara mengatakan perusahaan berkomitmen mendukung upaya Kementerian BUMN dalam memperkuat BUMN-BUMN karya.
"Jadi saat ini kita mengikuti program dari kementerian mengenai rencana penggabungan beberapa perusahaan (BUMN) karya di bawah Kementerian BUMN," ujar Agua saat public expose PTPP di Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Gede mengatakan masing-masing BUMN karya pun diminta melakukan kajian terkait rencana konsolidasi tersebut. PTPP, lanjut Gede, pun sedang melakukan kajian terkait dampak dan potensi konsolidasi BUMN karya ke depan.
"Masing-masing dari kita selaku entitas itu melakukan kajian. Jadi nanti hasil dari kajian ini yang akan menentukan arahnya, kira-kira kapan dan mau model untuk holdingnya akan seperti apa," ucap Agus.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, akan menggabungkan tujuh BUMN Karya atau yang bergerak di bidang infrastruktur menjadi tiga perusahaan.
"Kita dalam proses menggabungkan dari tujuh karya menjadi tiga perusahaan karya," kata Erick di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Adapun ketujuh perusahaan karya tersebut adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita (Persero), PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).
Erick menyampaikan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk dari perbaikan tata kelola BUMN Karya. Saat ini, Kementerian BUMN sudah mulai melakukan klasifikasi dan pengelompokan agar bisa fokus pada tugas masing-masing.
Lebih lanjut, Erick memaparkan Brantas Abipraya, Adhi Karya dan Nindya Karya akan bergabung yang fokusnya pada proyek pembangunan air, rel dan konteks lainnya.
Hutama Karya dan Waskita nantinya akan mengerjakan proyek jalan tol, nontol, institutional building dan residential commercial.
"Wika (Wijaya Karya) dan PP (PT PP) tidak masuk ke jalan tol, tapi dia fokus ke seaport dan airport. Tapi tetap ke residensial karena masuk ke aset yang tertinggal sebelumnya," ujar Erick.
Erick mengatakan, PP akan menjadi holding atau induk perusahaan untuk penggabungan bersama Wijaya Karya.
Menurut Erick, Kementerian BUMN akan terus mendorong konsolidasi agar korporasi negara tersebut memiliki spesialisasi dan keahlian. Proses ini juga akan membuat kinerja BUMN menjadi lebih efisien.