Jumat 30 Aug 2024 19:39 WIB

Indonesia-Tiongkok Resmikan Laboratorium Canggih untuk Energi Baru dan Metalurgi

GEM adalah perusahaan dengan fokus ekonomi daur ulang dan teknologi metalurgi.

Foto bersama dengan Menteri Luhut, Prof. Reini, Prof. Xu Kaihua dan tamu-tamu kehormatan lainnya.
Foto: Dokumen
Foto bersama dengan Menteri Luhut, Prof. Reini, Prof. Xu Kaihua dan tamu-tamu kehormatan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Laboratorium penelitian bersama Tiongkok dan Indonesia untuk material energi baru dan teknologi rekayasa metalurgi telah diresmikan pada Rabu (28/8/2024) dan siap beroperasi. Laboratorium yang berasal dari investasi perusahaan terkemuka Tiongkok, GEM ini dibangun bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Central South University (CSU).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Kerjasama Indonesia dengan Tiongkok, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., Rektor Institut Teknologi Bandung, Prof. Yi Hong, Rektor Central South University, Akademisi Chai Liyuan, Penasihat Komersial Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia, dan Prof. Xu Kaihua, Ketua GEM, hadir untuk menyaksikan peresmian laboratorium berkelas internasional tersebut.

Baca Juga

Luhut yang juga penanggung jawab kerja sama Indonesia dengan Tiongkok, menyatakan bahwa Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia sangat penting dalam mempromosikan penelitian mengenai efisiensi, inovasi, kualitas, dan keberlanjutan di sektor hilir industri mineral Indonesia. Ia terkesima dengan kecepatan Laboratorium Bersama yang mampu dibangun dengan standar kelas dunia hanya dalam kurun waktu empat bulan.

“Laboratorium ini menjadi simbol pentingnya memperkuat kerja sama talenta industri antara Tiongkok dan mitra-mitra utama Indonesia, dimana hal ini sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penelitian yang inovatif,” katanya dalam keterangan pers.

GEM adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi daur ulang dan teknologi metalurgi kelas dunia. Proyek ini memungkinkan teknologi Tiongkok bermanfaat bagi Indonesia dan menciptakan proyek percontohan untuk pembangunan bersama “Belt and Road” versi 2.0.

Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia merupakan investasi teknologi lainnya di Indonesia setelah sebelumnya GEM berinvestasi dalam pembangunan dan keberhasilan pengoperasian “Pusat Penelitian Teknik dan Teknologi untuk Metalurgi Basah Bijih Nikel Laterit dan Bahan Energi Baru” di Kawasan IMIP, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.

Ketua GEM, Professor Xu Kaihua mengatakan Laboratorium Bersama mempromosikan kecepatan teknologi Tiongkok di jalur kereta cepat Jakarta-Bandung, serta menciptakan moda terdepan dalam “Belt and Road” versi 2.0 dengan teknologi ramah lingkungan. Ia menunjukkan bahwa laboratorium terkemuka di tingkat global seperti itu hanya bisa dilakukan oleh GEM, dan bukan oleh perusahaan lain di negara lain.

Menurutnya Indonesia telah menjadi tempat yang diminati oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk berinvestasi. Indonesia kaya akan sumber daya mineral, tetapi tidak memiliki talenta tingkat tinggi di bidang metalurgi dan pertambangan serta teknologi canggih.

Oleh karena itu, Tiongkok berkomitmen mendukung dari sisi teknologi serta budaya agar bermanfaat bagi Indonesia. “Demi mewujudkan keseimbangan antara “menerima” dan “memberi”, dan membiarkan kekuatan fleksibel “teknologi + budaya” mewujudkan pencapaian bersama dan pertumbuhan bersama antara Tiongkok-Indonesia yang akan bertahan selamanya,” katanya.

photo
Menteri Luhut, Prof. Reini, Akademisi Chai Liyuan, Wakil Presiden Eksekutif Central South University, dan Prof. Xu Kaihua menandatangani plakat pada upacara pembukaan Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia. - (Dokumen)

Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia dibangun dari investasi awal sebesar 30 juta dolar AS, terdiri dari dua pusat penelitian eksperimental teknik. Yakni, pusat Penelitian Teknologi Rekayasa Hidrometalurgi dan Pusat Penelitian Teknologi Rekayasa Material Energi Baru. Selain itu ada 12 laboratorium penelitian.

Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Reini Wirahadikusumah, Ph.D, dalam pidato sambutannya mengatakan bahwa industri dan ekonomi Indonesia masih punya cara pandang tradisional. Indonesia masih lebih banyak memusatkan perhatian pada bagaimana mendapatkan sumber daya material.

Padahal Ekonomi Sirkular sekarang menjadi kunci untuk mencapai ekonomi inklusif dan pembangunan berkelanjutan global. Upaya teknologi dan strategi bisnis yang tepat dapat mengubah limbah menjadi sumber daya industri dan ekonomi, menciptakan nilai ekonomi yang lebih tinggi dan lebih baik dalam mengendalikan dampak industri terhadap lingkungan.

“GEM adalah pendukung konsep industri sumber daya terbatas, daur ulang tak terbatas dan merupakan pemimpin global dalam ekonomi sirkular,” kata Prof. Reini,

Perusahaan telah membentuk sistem inovasi dan R&D tiga tingkat “penelitian eksplorasi, penelitian eksperimental skala kecil dan penelitian eksperimental semi-industri”, dan dilengkapi dengan lebih dari 300 set peralatan penelitian dan eksperimental kelas dunia serta instrumen pengujian dari Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan lain sebagainya.

Berbekal peralatan penelitian dan instrumen pengujian kelas dunia di Tiongkok, perusahaan dapat secara efektif menyelesaikan penelitian teknologi utama dari seluruh rantai industri ekstraksi sumber daya mineral, sintesis bahan energi baru, daur ulang sumber daya, dan pengolahan lingkungan. Perusahaan juga terbuka untuk membina mahasiswa program magister dan doktoral tingkat tinggi.

Tidak hanya mempromosikan kerja sama tingkat tinggi dalam teknologi, perusahaan juga mendorong kerja sama lebih lanjut dengan para ahli, cendekiawan, dan talenta doktoral yang terkenal di dunia. Para pakar dari Tiongkok, Indonesia, Kanada, dan Australia akan menyumbangkan kebijaksanaan mereka ke Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia.

Perusahaan berkomitmen meningkatkan tingkat penelitian teknologi metalurgi, bahan energi baru, dan teknologi ramah lingkungan Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi di dunia, serta memberikan dorongan yang berkesinambungan untuk merealisasikan “Visi Indonesia Emas 2045”.

Rektor CSU, Profesor Yi Hong menyampaikan laboratorium penelitian bersama ini telah menciptakan sebuah platform baru yang lebih besar untuk pendalaman kerja sama selanjutnya.

“Diharapkan agar kita fokus pada tujuan membangun laboratorium canggih kelas dunia, melakukan upaya yang lebih besar, dan bergandengan tangan untuk mendorong semua pihak membuat terobosan baru di bidang teknologi teknik metalurgi dan material energi baru,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement