Kamis 05 Sep 2024 06:02 WIB

Pameran Industri Pertanian Berlangsung di JIExpo dengan Konsep From Farm to Table

Ini menjadi platform utama bagi para pelaku industri untuk bertemu.

Pamerindo Indonesia resmi membuka Growtech Jakarta dan ProPak Indonesia, pameran industri terpadu yang menghadrkan solusi teknologi pertanian serta pemrosesan dan pengemasan berskala internasional.
Foto: Dok. Rep
Pamerindo Indonesia resmi membuka Growtech Jakarta dan ProPak Indonesia, pameran industri terpadu yang menghadrkan solusi teknologi pertanian serta pemrosesan dan pengemasan berskala internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pamerindo Indonesia resmi membuka Growtech Jakarta dan ProPak Indonesia, pameran industri terpadu yang menghadrkan solusi teknologi pertanian serta pemrosesan dan pengemasan berskala internasional. Pameran yang mengusung konsep 'From Farm to Table' ini akan berlangsung di JIExpo Kemayoran mulai 4 hingga 6 September 2024

Ini menjadi platform utama bagi para pelaku industri untuk bertemu, berbagi pengetahuan, dan menjalin kemitraan strategis. Event Director PT Pamerindo Indonesia, Meysia Stephannie menekankan bahwa pameran industri terpadu ini tidak hanya memberikan wawasan tentang teknologi terbaru, melainkan juga solusi praktis yang dapat diadopsi langsung oleh pelaku industri untuk meningkatkan daya saing industri.

"Pameran ini mendukung keberlanjutan industri dengan teknologi yang dapat memperpanjang masa simpan produk (safe life) dan mengurangi dampak lingkungan," kata Meysia dalam sambutannya, Selasa (4/9/2024).

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian, Dr. Ir. Ali. Jamil, MP., Ph.D, saat meresmikan pambukaan pameran menyampaikan bahwa sektor pertanian merupakan fokus utama pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Peningkatan anggaran pangan di RAPBN 2025 menjadi Rp 124,4 triliun menunjukkan komitmen pemerintah dan dukungan pemerintah terhadap produktivitas pangan.

Kehadiran Growtech Jakarta diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan seperti perubahan iklim dan kebutuhan teknologi pertanian modern. Ia juga menambahkan ekosistem digital menjadi penentu ketahanan pangan.

"Smart Farming 4.0 adalah strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan industri pertanian saat ini. Sistem pertanian terintegrasi berbasis teknologi digital mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas dan keberlanjutan dalam proses produksi, sekaligus memberikan keuntungan kompetitif bagi para pelaku industri pertanian," kata Ali Jamil.

Laporan dari IPCC menunjukkan bahwa perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerusakan tanaman hingga 20% di wilayah pertanian pada tahun 2050, sementara Worid Resources Institute (WRI) memperkirakan bahwa produksi pangan dunia perlu meningkat hingga 100% untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 9 miliar penduduk dunia di tahun tersebut. Smart Farming 4.0 menjadi solusi kunci dalamn menghadapi tantangan ini.

SejumIah inovasi teknologi menarik akan hadir dalam pameran industri terpadu ini, seperti Drone Sprayer yang dipamerkan oleh Asosiasi Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTANI), Paper Packaging Maker dari PT Hagihara Westjava Industries, dan PT. Lami Packaging yang menampilkan kemasan aseptik pertama tanpa aluminium.

Ketua Umum ALSINTANI, Mindo Sianipar mengatakan kolaborasi antara teknologi sprayer dan drone memungkinkan penyemprotan dilakukan dengan lebih cepat dan lepal sehingga meningkatkan efisiensi proses pertanian.

"ALSINTANI berkomitmen terus mendukung upaya setiap anggota dalam meningkatkan level mekanisasi pertanian dengan mengolaborasikan alat dan mesin pertanian dangan teknologi terbaru. Pameran industri terpadu ini dapat memberikan gambaran masa depan teknologi pertanian di Indonesia, yang kelak membawa ke era baru dalam efisiensi dan keberlanjutan," ujar Mindo.

sumber : Rep
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement