REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA - Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin menjadi topik hangat di berbagai industri, termasuk di sektor pendidikan dan ketenagakerjaan. Teknologi yang awalnya dianggap sebagai konsep masa depan ini, kini diterapkan secara luas dan memunculkan dampak signifikan terhadap dunia kerja.
Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tasikmalaya, Bambang Kelana Simpony, memberikan pandangannya mengenai perubahan yang terjadi serta peluang dan tantangan yang dihadapi di tengah pesatnya perkembangan AI.
Menurutnya, AI tidak hanya menciptakan efisiensi dalam berbagai sektor industri, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terkait hilangnya sejumlah pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh manusia.
"Teknologi AI mampu mengotomatiskan tugas-tugas rutin, yang mungkin mengurangi kebutuhan tenaga kerja di bidang-bidang tertentu. Namun, di sisi lain, AI juga membuka peluang baru untuk profesi yang sebelumnya belum pernah ada, seperti spesialis AI, analis data, hingga pengembang solusi berbasis AI," katanya, dalam keterangan tertulis, Jumat (30/8/2024).
Peran perguruan tinggi dalam menyiapkan generasi siap teknologi
Sebagai dosen di Universitas BSI kampus Tasikmalaya, Bambang menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menghadapi perubahan ini.
"Pendidikan tinggi harus cepat beradaptasi untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi revolusi industri, di mana AI menjadi salah satu elemen utamanya. Di Universitas BSI, kami terus memperbarui kurikulum dengan penekanan pada penguasaan teknologi terkini, termasuk AI. Sehingga lulusan kami tidak hanya siap memasuki dunia kerja, tetapi juga mampu bersaing di era digital," ujarnya.
Selain itu, Bambang menambahkan bahwa Universitas BSI kampus Tasikmalaya memiliki program-program studi unggulan di bidang teknologi informasi yang fokus pada pengembangan keterampilan berbasis digital.
"Dengan dukungan fasilitas yang memadai dan pengajar yang kompeten, kami ingin memastikan mahasiswa kami siap menghadapi tantangan global, termasuk dampak yang dihasilkan oleh teknologi AI," imbuhnya.
Tantangan dan peluang di masa depan
Bambang menyoroti tantangan utama yang akan dihadapi oleh generasi muda dalam menghadapi perubahan lapangan kerja akibat AI.
"Adaptasi adalah kunci. Generasi muda harus memiliki kemampuan untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang sangat dinamis. Di sisi lain, peluang di bidang teknologi informasi justru akan semakin terbuka lebar. Pekerjaan yang berfokus pada analisis data, pengembangan AI, dan teknologi digital lainnya akan semakin dicari oleh perusahaan," terangnya.
Dengan penekanan pada kolaborasi antara institusi pendidikan dan industri, Bambang meyakini bahwa dampak negatif AI terhadap lapangan kerja dapat diminimalisir.
"Kolaborasi ini penting untuk menciptakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat langsung terserap di dunia kerja," tegas Bambang.