Ahad 22 Sep 2024 22:33 WIB

Ekonom Senior Indef Ungkap Industri Manufaktur Jeblok di Era Jokowi

Pelemahan sektor industri manufaktur berdampak besar dalam penciptaan lapangan kerja.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi industri manufaktur.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi industri manufaktur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Paramadina Didin Damanhuri menyoroti anjloknya sektor industri manufaktur Indonesia di era sepuluh tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Didin menyampaikan pertumbuhan industri manufaktur sebelum reformasi selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.

"Eranya Soeharto, pertumbuhan industri manufaktur itu antara 12-14 persen dan pertumbuhan ekonominya 7-8 persen. Era reformasi, pertumbuhan ekonomi rata-rata sekitar lima persen dan industri manufakturnya sekitar empat persen," ujar Didik dalam diskusi bertajuk "Prospek Kebijakan Ekonomi Prabowo (Mustahil Tumbuh 8 Persen Tanpa Industrialisasi)" di Jakarta, Ahad (22/9/2024).

Baca Juga

Didin menyebut pelemahan sektor industri manufaktur berdampak besar dalam penciptaan lapangan kerja. Hal ini membuat 60 persen hingga 70 persen angkatan kerja Indonesia saat ini berada di sektor informal.

"Jadi mereka yang tidak bisa masuk pada dunia kerja, terutama di dalam industri, mereka memilih kepada sektor informal," ucap Didin.