REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Militer Israel mengirim 88 mayat warga Palestina lewat kontainer kepada Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza. Pihak Kementerian Kesehatan menegaskan, jenazah yang dikirimkan tak memiliki data atau informasi seputar identitas mereka. Puluhan jenazah tersebut juga tidak memiliki keterangan seputar tempat jenazah tersebut diambil Israel dan waktu kematiannya.
“Kementerian Kesehatan Palestina telah menangguhkan prosedur penerimaan kontainer hingga semua data dan informasi tentang jenaah tersebut selesai untuk mengidentifikasi pemilik dan nama mereka, mengingat ini adalah hak minimum mereka dan keluarganya,”ujar Kementerian Kesehatan Palestina lewat keterangan tertulis kepada Republika, Rabu (25/9/2024).
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan menyerukan kepada lembaga-lembaga hak asasi manusia dan internasional, yang dipimpin oleh Komite Internasional Palang Merah, untuk menetapkan prosedur yang jelas sehingga memungkinkan Kementerian menerima jenazah, sambil membawa data dan detail jenazah tersebut. Termasuk nama, usia, dan daerah asal jenazah. “Kami juga menekankan perlunya menerima jenazah sesuai dengan standar kemanusiaan dan internasional dan dengan cara yang menjaga hak dan martabat pemilik jenazah tersebut,”kata Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan juga menerbitkan laporan statistik harian tentang jumlah korban syahid dan luka akibat agresi Israel yang terus berlanjut hingga hari ke-354 di Jalur Gaza. Penjajah Israel dilaporkan melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, 12 korban syahid dan 43 korban luka dirawat di rumah sakit selama 24 jam terakhir.
Menurut Kementerian Kesehatan, sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan dan di jalan, dan ambulans serta petugas pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka. Jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 41.467 korban syahid dan 95.921 korban luka sejak 7 Oktober.