Sabtu 28 Sep 2024 08:50 WIB

PT MRT Jakarta Pindahkan Tugu Jam Thamrin ke Lokasi Semula pada 2026

Proyek MRT Jakarta rute Bundaran HI-Harmoni ditargetkan selesai pada 2027

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pejalan kaki melintas di kawasan Tugu Jam Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/11/2021), yang dipindahkan akibat pembangunan MRT Jakarta fase 2.
Foto: ANTARA/Paramayuda
Pejalan kaki melintas di kawasan Tugu Jam Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/11/2021), yang dipindahkan akibat pembangunan MRT Jakarta fase 2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta (Perseroda) memindahkan kembali Tugu Jam Thamrin ke lokasi semula tepatnya perempatan antara Jalan MH Thamrin dan Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada 2026 sehubungan adanya pembangunan jalur MRT Fase 2A Bundaran HI-Kota.

"Rencananya akan kami kembalikan pada 2026," kata Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Weni Maulina dalam diskusi 'Jakarta dari Bawah Tanah' di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2024).

Baca: Kasum Terima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 36 Pati TNI

Weni mengatakan, saat ini, Tugu Jam Thamrin masih tersimpan sementara di area Silang Barat Daya Monas. Nantinya, tugu jam tersebut dikembalikan ke lokasi semula dan akan tersambung dengan struktur stasiun Thamrin.

Dia mengatakan, pemindahan objek cagar budaya itu dilaksanakan pada Desember 2021. Pemindahan itu dibagi menjadi tiga bagian, diangkat, dan ditempatkan di area penyimpanan sementara. Pemindahan itu perlu ketelitian dan kehati-hatian.

Baca: Tinggalkan Vladivostok, Rusia, KRI Bima Sakti Menuju Yokosuka

Hal itu mengingat usia dari Tugu Jam Thamrin yang dibangun pada 1969 dan menjadi tugu jam pertama yang dibangun Pemerintah Pemerintah DKI Jakarta. "Proses pengangkatannya pun tidak sembarangan, kami mengangkatnya satu per satu sesuai dengan prosedur atau tata cara yang sudah disetujui Dinas Kebudayaan DKI," ujar Weni.

Dalam pembangunan fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) dan fase 2A ditemukan beberapa objek cagar budaya maupun objek yang diduga cagar budaya (OBCD). Sejumlah objek arkeologi itu yakni Tugu Jam Thamrin, Jembatan Glodok, saluran pipa air kuno Batavia (Terakota), rel trem Batavia, cerucuk kayu, dan temuan lepas.

Metode penanganan tentunya ditentukan dengan selalu berkoordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), Dinas Kebudayaan, dan ahli arkeologi yang sejalan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya. Proyek MRT fase 2A dengan panjang 5,8 kilometer terbagi dua segmen.

Baca: Kepala Perpusnas Beri Penghargaan Letkol Laut (P) Ricky Tacomariyanto

Segmen satu mencakup Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027 dan segmen dua Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp 22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama dengan pemerintah Jepang.

Sedangkan, fase 2B MRT Jakarta, dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat kini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). PT MRT Jakarta juga akan mengerjakan fase 3 secara pararel rute Tomang, Jakarta Barat-Medan Satria, Kota Bekasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement